Home > Iptek

Jika Tidak Ada Oksigen di Luar Angkasa, Bagaimana Matahari Bisa Terbakar?

Matahari sebenarnya adalah bola fusi nuklir yang secara astronomis lebih panas dibandingkan api mana pun di Bumi
Sebuah jilatan api matahari terjadi di matahari \pada tahun 2013. (Foto: NASA/Goddard/SDO)
Sebuah jilatan api matahari terjadi di matahari \pada tahun 2013. (Foto: NASA/Goddard/SDO)

Bagaimana cara Matahari “terbakar” di ruang angkasa yang kekurangan oksigen?

Matahari telah menjadi sumber daya tarik sejak zaman kuno. Astronom kuno seperti Anaxagoras mencatat sifat berapi-apinya.

Bahkan dalam gambar NASA yang modern dan beresolusi tinggi, bintang di pusat tata surya kita bersinar dan berdenyut seperti bola api.

Hal ini bahkan mungkin membuat orang bertanya-tanya, seperti yang dialami netizen, bagaimana Matahari bisa terbakar ketika api membutuhkan oksigen, dan ruang angkasa kekurangan oksigen.

Jawabannya? Matahari sebenarnya adalah bola fusi nuklir yang secara astronomis lebih panas dibandingkan api mana pun di Bumi—sehingga kondisi keberadaannya berbeda-beda.

Seperti dilansir My Modern Met, luar angkasa terkenal tidak ramah bagi kelangsungan hidup manusia karena kurangnya oksigen untuk bernapas. Namun, ada sejumlah oksigen di luar angkasa.

Molekul oksigen dikenal sebagai O2 karena merupakan dua atom oksigen yang terikat bersama. Oksigen molekuler inilah yang kita hirup di Bumi.

Jejak oksigen jarang terdapat di ruang angkasa, namun “karena atom oksigen menempel erat pada debu bintang, sehingga mencegahnya bergabung membentuk molekul oksigen,” kata Science, jumlahnya tidak melimpah.

Menariknya, oksigen untuk bernapas diciptakan setelah Big Bang. Fusi nuklir di dalam bintang-bintang muda menghasilkan oksigen seperti yang kita kenal.

Api membutuhkan oksigen untuk menyala—setidaknya 16% atmosfer. Namun kekurangan oksigen tidak mempengaruhi bersinarnya Matahari.

Matahari sebenarnya tidak terbakar, dalam pengertian pembakaran di bumi. Sebaliknya, reaksi fusi nuklir sedang berlangsung.

Massa hidrogen dan helium pada suhu dan tekanan ekstrim bereaksi menghasilkan cahaya dan panas.

Menurut Departemen Energi, “Dalam reaksi fusi, dua inti ringan bergabung membentuk satu inti yang lebih berat. Proses ini melepaskan energi karena massa total inti tunggal yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan massa dua inti asal. Massa yang tersisa menjadi energi.”

Energi ini bergerak sebagai radiasi ke Bumi, yang kemudian bereaksi terhadap atom-atom di atmosfer kita untuk menghasilkan panas.

Begitulah cara Matahari “terbakar” di ruang angkasa yang kekurangan oksigen.

Sebuah jilatan api matahari terjadi di matahari kita pada tahun 2013. (Foto: NASA/Goddard/SDO)

× Image