Home > Didaktika

Beginilah Cara Anjing Memahami Kata-kata Menggunakan Tombol Soundboard

Anjing yang dilatih dengan tombol soundboard memang memahami kata-kata tertentu.
Anjing dan soundboard dari studi Comparative Cognition Lab UC San Diego tentang komunikasi hewan peliharaan/Christopher Wood, courtesy Comparative Cognition Lab di UC San Diego.
Anjing dan soundboard dari studi Comparative Cognition Lab UC San Diego tentang komunikasi hewan peliharaan/Christopher Wood, courtesy Comparative Cognition Lab di UC San Diego.

Jika Anda pernah melihat video anjing menekan tombol soundboard untuk "berbicara" di media sosial, Anda tidak sendirian.

Tombol-tombol ini, yang memungkinkan hewan peliharaan berkomunikasi dengan menekan kata-kata seperti "main" atau "di luar," telah mendapatkan popularitas besar di platform seperti TikTok dan Instagram.

Tetapi apakah anjing-anjing ini benar-benar berkomunikasi, atau mereka hanya bereaksi terhadap isyarat dari pemiliknya?

Sebuah studi baru yang diterbitkan di PLOS ONE oleh para peneliti dari University of California San Diego (UC San Diego) dan lembaga-lembaga lain menunjukkan bahwa anjing yang dilatih dengan tombol soundboard memang memahami kata-kata tertentu.

Studi tersebut menunjukkan bahwa anjing dapat merespons kata-kata tertentu dengan tepat, bukan hanya karena bahasa tubuh atau kehadiran pemiliknya, tetapi karena mereka benar-benar memahami kata-kata tersebut.

Studi tersebut dipimpin oleh Federico Rossano, seorang profesor madya di Departemen Ilmu Kognitif di UC San Diego dan kepala Comparative Cognition Lab.

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek berkelanjutan terbesar di dunia yang mempelajari hewan peliharaan yang dilatih dengan tombol.

Temuan Utama Para peneliti menemukan bahwa anjing yang dilatih untuk menggunakan papan suara dapat merespons dengan benar terhadap kata-kata seperti "bermain" dan "di luar," terlepas dari apakah kata-kata itu diucapkan oleh pemiliknya atau dipicu dengan menekan tombol.

Selain itu, anjing merespons dengan akurat bahkan ketika orang lain selain pemiliknya menekan tombol.

Ini menunjukkan bahwa anjing tidak hanya mengandalkan isyarat pemiliknya tetapi benar-benar memproses makna kata-kata tersebut.

"Studi ini membahas skeptisisme publik tentang apakah anjing benar-benar memahami arti tombol tersebut," kata Rossano.

"Temuan kami penting karena menunjukkan bahwa kata-kata penting bagi anjing, dan mereka merespons kata-kata itu sendiri, bukan hanya isyarat terkait."

Studi ini mencakup dua eksperimen. Dalam eksperimen pertama, para peneliti mengunjungi rumah 30 anjing di seluruh negeri untuk menguji bagaimana mereka merespons tombol papan suara.

Dalam eksperimen kedua, 29 pemilik anjing melakukan uji coba sendiri di rumah, dengan bimbingan jarak jauh dari para peneliti.

Metodologi penelitian ini telah didaftarkan sebelumnya secara ketat, yang berarti para peneliti menguraikan hipotesis, metode pengumpulan data, dan rencana analisis mereka dengan jelas sebelum memulai penelitian.

Pendekatan ini memastikan transparansi dan memungkinkan peneliti lain untuk mengulangi penelitian, sehingga mengurangi kemungkinan bias atau hasil yang dipilih-pilih.

Rossano menekankan bahwa penelitian ini hanyalah awal dari penyelidikan yang lebih besar tentang bagaimana anjing berkomunikasi.

Penelitian selanjutnya akan mengeksplorasi bagaimana anjing menggunakan tombol-tombol ini sendiri, termasuk apa artinya dan bagaimana mereka menggabungkan penekanan tombol untuk mengomunikasikan ide-ide yang lebih kompleks.

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek yang sedang berlangsung yang melibatkan ribuan peserta di seluruh dunia.

Penulis pertama penelitian ini, Amalia Bastos, adalah mantan peneliti pascadoktoral di UC San Diego dan sekarang berada di Universitas Johns Hopkins.

Penelitian ini merupakan upaya kolaboratif, dengan kontribusi dari para peneliti di UC Davis, Universitas St. Andrews, Universitat de València, dan Universitas Kedokteran Hewan Wina.

Data untuk penelitian ini dikumpulkan pada tahun 2022 selama pandemi COVID-19, dengan para peserta dengan senang hati mengizinkan peneliti masuk ke rumah mereka meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh lonjakan omicron.

Hal ini menyoroti meningkatnya minat publik terhadap sains warga dan keinginan untuk lebih memahami sahabat anjing kita.

× Image