Home > Gaya Hidup

Perubahan Pola Makan Meredakan Sindrom Iritasi Usus Besar, Lebih Baik daripada Obat-obatan

Menerapkan pola makan rendah "FODMAP" atau pola makan rendah karbohidrat tetapi masih tinggi serat meredakan gejala IBS dengan lebih efektif daripada pengobatan.
iStockphoto/YelenaYemchuk)
iStockphoto/YelenaYemchuk)

Menerapkan pola makan rendah "FODMAP" atau pola makan rendah karbohidrat tetapi masih tinggi serat meredakan gejala IBS dengan lebih efektif daripada pengobatan selama percobaan empat minggu.

Dua jenis diet tampaknya bekerja lebih baik daripada minum obat dalam mengatasi sindrom iritasi usus besar (IBS), demikian temuan sebuah uji coba.

Salah satu pola makan dirancang untuk rendah “FODMAPs”, sekelompok gula dan karbohidrat serupa yang ditemukan dalam produk susu, gandum, serta buah-buahan dan sayuran tertentu.

Pendekatan kedua adalah pendekatan yang kurang umum digunakan untuk IBS: diet rendah karbohidrat yang disesuaikan dengan tinggi serat namun rendah semua jenis karbohidrat lainnya, yaitu gula dan pati.

Dalam uji coba secara acak, kedua pola makan tersebut menghasilkan perbaikan gejala yang lebih baik dibandingkan pengobatan standar dengan obat-obatan setelah empat minggu.

IBS dapat menyebabkan serangkaian gejala yang membingungkan, termasuk diare, sembelit, kembung, dan sakit perut, yang dapat bertambah dan berkurang seiring berjalannya waktu. Akar penyebab kondisi ini tidak jelas.

Saran yang biasa diberikan adalah menghindari pemicu umum, seperti kafein, alkohol, atau makanan pedas.

Orang mungkin juga menjalani pengobatan simtomatik, seperti obat pencahar untuk sembelit atau obat diare.

Sayur tinggi protein bisa disantap untuk menu diet. Protein dibutuhkan untuk membangun dan menjaga kesehatan otot, tulang, dan kulit.

× Image