Merokok dan Vaping Membahayakan Jantung, Bagaimana Bisa?

Penelitian baru mengungkapkan bahwa terpapar asap tembakau selama masa kanak-kanak atau remaja —baik dengan merokok secara langsung maupun berada di sekitar perokok— dapat membahayakan jantung secara serius jauh sebelum gejalanya muncul.
Artikel ulasan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Cardiovascular Medicine, menunjukkan bahwa merokok aktif maupun pasif selama masa muda merupakan penyebab utama penyakit jantung dini yang dapat dicegah.
Para peneliti dari AS, Inggris, dan Finlandia meninjau studi terbaru tentang bagaimana merokok memengaruhi perkembangan jantung.
Mereka menemukan bahwa merokok sejak usia dini menyebabkan perubahan pada tampilan dan fungsi jantung.
Perubahan ini mungkin tidak langsung menimbulkan masalah, tetapi dapat menyebabkan kondisi jantung yang serius, termasuk serangan jantung dan kematian jantung mendadak, terutama di usia pertengahan 40-an.
Bahkan ketika orang berhenti merokok di usia pertengahan 30-an, risiko gagal jantung mereka tetap lebih tinggi selama beberapa dekade.
Namun, berhenti merokok tetap sangat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung terkait merokok.
Asap rokok juga menimbulkan bahaya serius. Di AS saja, sekitar 24 juta anak yang tidak merokok secara teratur terpapar asap tembakau dari orang lain.
Anak-anak ini sudah berisiko mengalami kerusakan jantung, meskipun mereka tidak pernah merokok sebatang pun.
Kerusakan akibat tembakau bukan hanya dari asapnya saja. Tinjauan tersebut menjelaskan bahwa merokok menyebabkan gangguan kompleks dalam tubuh, termasuk hilangnya massa otot dan metabolisme yang buruk.
Dikombinasikan dengan pola makan yang tidak sehat dan kurang olahraga, hal ini menciptakan siklus yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Penulis utama tinjauan tersebut, Dr. Douglas Corsi, mengatakan pola ini mengkhawatirkan karena masalah jantung dimulai sejak dini, seringkali puluhan tahun sebelum gejala muncul.
Ia menambahkan bahwa mempromosikan olahraga dan menjauhkan produk nikotin dari anak muda adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi jantung mereka.
Olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan tetapi juga mengurangi kemungkinan anak muda untuk mulai merokok.
Meskipun penggunaan tembakau di seluruh dunia perlahan menurun—dari 1,38 miliar pengguna pada tahun 2000 menjadi 1,2 miliar pada tahun 2024—tembakau masih menyebabkan jutaan kematian setiap tahun.
Yang mengkhawatirkan, penggunaan tembakau di kalangan remaja justru meningkat di banyak negara.
Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa 60% orang yang mulai merokok sejak anak-anak masih merokok di usia 24 tahun.
Situasi rokok elektrik juga memprihatinkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 100 juta orang menggunakan vape di seluruh dunia, termasuk 15 juta remaja berusia 13 hingga 15 tahun.
Perangkat ini sering dipromosikan sebagai alat untuk membantu orang dewasa berhenti merokok, tetapi bukti menunjukkan banyak remaja menggunakannya untuk bersenang-senang.
Lebih buruk lagi, remaja yang menggunakan vape empat kali lebih mungkin untuk mulai merokok rokok biasa di kemudian hari.
Profesor Andrew Agbaje, penulis senior studi ini, memperingatkan bahwa kita sangat membutuhkan lebih banyak penelitian tentang bagaimana vape memengaruhi kesehatan jangka panjang remaja.
Peningkatan penggunaan vape di kalangan remaja dapat menggagalkan banyak kemajuan yang telah dicapai dalam memerangi tembakau selama 20 tahun terakhir.
Penelitian ini memperjelas bahwa merokok dan vape bukan hanya masalah orang dewasa. Kerusakannya dimulai sejak usia muda, dan begitu pula pencegahannya.
Kebijakan yang membatasi akses terhadap produk nikotin, mempromosikan olahraga, dan mengedukasi generasi muda tentang risiko merokok dan vaping merupakan kunci untuk melindungi kesehatan jantung bagi generasi mendatang.
Studi ini diterbitkan dalam Trends in Cardiovascular Medicine.
