Penemuan Mengejutkan: Trik Jamur Mengungkap Ketertarikan Serangga pada Rumput Bermata Kuning
Para peneliti telah membuat penemuan menarik tentang sejenis tanaman berbunga yang disebut rumput bermata kuning, yang sebelumnya dianggap tidak menarik bagi serangga.
Sebuah penelitian baru-baru ini, yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Penn State dan diterbitkan dalam Proceedings of the Entomological Society of Washington, menunjukkan bahwa tanaman ini mungkin lebih menarik bagi serangga daripada yang diperkirakan sebelumnya, karena adanya jamur yang menipu.
Pada tahun 2020, tim ilmuwan yang bekerja di Guyana menemukan bahwa jamur menciptakan struktur pada rumput bermata kuning yang meniru bunga alami tanaman.
Peniruan ini, yang disebut “bunga semu”, diyakini dapat mengelabui serangga agar mengunjungi tanaman tersebut, lalu mereka secara tidak sengaja mengambil dan menyebarkan spora jamur.
Pengamatan ini membuat para peneliti mempertanyakan keyakinan lama bahwa serangga jarang mengunjungi tanaman ini.
Tim peneliti, termasuk Terry Torres-Cruz dari Purdue University dan Michael Skvarla dari Penn State, melakukan observasi mendetail di Guyana, yang memiliki keanekaragaman rumput bermata kuning.
Mereka menemukan berbagai macam arthropoda, termasuk laba-laba, kumbang, dan belalang, mengunjungi tanaman tersebut.
Hebatnya, mereka mencatat bahwa kunjungan ini terjadi meskipun bunga tanaman tidak menghasilkan nektar, yang merupakan daya tarik umum bagi serangga.
Temuan ini menunjukkan bahwa rumput bermata kuning mungkin tidak hanya bergantung pada angin untuk penyerbukan seperti yang diperkirakan sebelumnya, tetapi juga dapat diserbuki oleh serangga.
“Menemukan begitu banyak jenis serangga yang mengunjungi tanaman ini membuka kemungkinan bahwa tanaman tersebut sebenarnya diserbuki oleh serangga,” kata Skvarla.
Para peneliti mengamati tanaman di tiga wilayah berbeda di Guyana, dan mencatat bahwa setiap lokasi memiliki rangkaian arthropoda yang unik.
Misalnya, di wilayah Demerara-Mahaica, mereka melihat penenun bola berahang panjang dan tonggeret padang rumput di antara serangga lainnya.
Di ketiga lokasi tersebut, tonggeret padang rumput selalu ada, sering terlihat memakan serbuk sari tanaman dan jaringan bunga.
Spektrum pengunjung serangga yang luas ini menantang pemahaman sebelumnya bahwa rumput bermata kuning tidak berpengaruh signifikan terhadap serangga.
Temuan penelitian ini sangat penting untuk upaya konservasi, terutama karena beberapa spesies rumput bermata kuning, seperti Xyris tennesseensis di AS, terancam punah dan terancam oleh perusakan habitat.
Para peneliti merencanakan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan kunjungan serangga antara bunga alami dan bunga semu jamur.
Penelitian semacam ini dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai interaksi ekologis antara tanaman, jamur, dan serangga.
Penelitian ini didukung oleh US National Science Foundation, Pennsylvania State Agricultural Experiment Station, dan organisasi ilmiah lainnya, yang menyoroti upaya kolaboratif untuk memahami dan melestarikan hubungan unik tanaman-jamur-serangga ini.