Home > Didaktika

Inilah Perawatan Baru Non-Bedah Untuk Mengurangi Nyeri Lutut

Perawatan yang dikenal sebagai ablasi frekuensi radio saraf genikular, menawarkan alternatif yang menjanjikan untuk mengelola nyeri lutut yang terkait dengan osteoartritis.
shutterstock
shutterstock

Sebuah studi inovatif dari Rumah Sakit Universitas MedStar Georgetown telah mengungkap perawatan non-bedah yang secara signifikan mengurangi nyeri lutut, khususnya bermanfaat bagi mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

Perawatan tersebut, yang dikenal sebagai ablasi frekuensi radio saraf genikular, menawarkan alternatif yang menjanjikan untuk mengelola nyeri lutut yang terkait dengan osteoartritis.

Studi tersebut difokuskan pada 36 pasien, menganalisis berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, riwayat operasi sebelumnya, dan riwayat fibromyalgia untuk menentukan pengaruhnya terhadap pengurangan nyeri.

Hasilnya meyakinkan, menunjukkan bahwa semua peserta mengalami penurunan nyeri yang nyata, dengan perbaikan paling substansial diamati pada individu yang lebih tua.

Ablasi frekuensi radio saraf genikular dilakukan oleh ahli radiologi intervensional menggunakan panduan gambar untuk menempatkan jarum probe secara tepat di dekat saraf lutut yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal nyeri ke otak.

Probe ini menghasilkan gelombang radio yang menghasilkan panas untuk menumpulkan atau menghancurkan ujung saraf yang mengirimkan nyeri.

Yang terpenting, saraf yang menjadi target prosedur ini tidak mengendalikan gerakan otot atau memengaruhi keseimbangan, yang meningkatkan keamanan perawatan.

Salah satu keuntungan penting dari metode ini adalah sifatnya yang minimal invasif.

Pasien dapat meninggalkan prosedur hanya dengan plester daripada jahitan, dan efek perawatan dapat bertahan mulai dari enam bulan hingga dua tahun, tergantung pada kasus masing-masing.

Perawatan ini tidak hanya meredakan nyeri tetapi juga meningkatkan fungsionalitas, memungkinkan individu untuk terlibat lebih aktif dalam aktivitas sehari-hari dan menikmati kualitas hidup yang lebih tinggi.

Kesederhanaan dan kemanjuran prosedur ini menjadikannya pilihan yang menarik bagi mereka yang mencari alternatif untuk intervensi bedah yang lebih invasif.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Kaitlin Carrato, mempresentasikan temuan mereka di Pertemuan Ilmiah Tahunan Masyarakat Radiologi Intervensional, yang menyoroti potensi prosedur ini untuk mengubah cara nyeri lutut diobati.

Mereka juga melakukan studi jangka panjang untuk lebih jauh mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat memprediksi efektivitas perawatan ini.

Selain mengobati nyeri lutut, teknik ini juga diterapkan pada area lain seperti bahu, pinggul, dan sendi sakroiliaka, memperluas potensi manfaatnya di berbagai titik nyeri umum.

Pentingnya penelitian ini tidak hanya pada temuan langsungnya tetapi juga pada kontribusinya terhadap praktik manajemen nyeri yang lebih luas, menawarkan harapan dan peningkatan mobilitas bagi banyak orang yang menderita nyeri lutut kronis.

Seiring berlanjutnya penelitian, perawatan ini dapat menjadi landasan dalam manajemen osteoartritis non-bedah dan kondisi terkait lainnya, menjanjikan gaya hidup bebas nyeri dan aktif bagi populasi yang menua.

× Image