Ilmuwan Temukan Kaitan Peningkatan Produksi Daging dengan Peningkatan Wabah Penyakit
Penelitian baru telah mengungkap kaitan yang jelas antara peningkatan produksi daging dan peningkatan wabah penyakit dari hewan ke manusia, yang dikenal sebagai penyakit zoonosis.
Penelitian yang diterbitkan dalam Australian Journal of Agricultural and Resource Economics, berfokus pada bagaimana produksi daging sapi, ayam, dan babi memengaruhi penyebaran penyakit ini.
Penelitian ini menemukan bahwa produksi daging intensif telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan wabah penyakit zoonosis, terutama di negara-negara Asia, tempat permintaan daging meningkat tajam.
Wabah ini sering kali melibatkan patogen flu, yang dapat menyebar dari hewan ke manusia.
Penelitian ini dipimpin oleh Ore Koren, seorang profesor madya di Indiana University Bloomington, bersama dengan Jessica Steinberg dan Amit Hagar.
Mereka termotivasi oleh minat yang luas untuk memahami penyebaran penyakit setelah pandemi COVID-19.
Untuk mendapatkan data yang akurat, tim membuat kumpulan data asli dengan bantuan dari mahasiswa tingkat sarjana Katie O'Donnell dan Callie Johnson.
Kumpulan data ini difokuskan pada negara-negara Asia tempat banyak penyakit zoonosis muncul antara tahun 1996 dan 2019.
Mengapa Asia?
Para peneliti memilih untuk mempelajari negara-negara Asia karena mereka telah melihat peningkatan permintaan daging dan wabah penyakit terkait yang signifikan.
Wawasan penelitian ini juga dapat diterapkan ke wilayah lain seperti Afrika sub-Sahara, tempat konsumsi daging meningkat.
Penelitian ini menyoroti kasus-kasus seperti wabah Nipah di Singapura pada tahun 1999, yang terkait dengan daging yang terkontaminasi, dan kasus flu burung baru-baru ini di AS yang menyebar dari sapi ke manusia.
Contoh-contoh ini menunjukkan dampak yang lebih luas dari penyebaran penyakit terkait industri daging.
Para peneliti menemukan bahwa peningkatan produksi daging sebesar satu juta ton dalam setahun dapat menyebabkan peningkatan wabah penyakit sebesar 48 hingga 530% untuk patogen flu tertentu di suatu negara.
Namun, mereka tidak menemukan hubungan yang jelas dengan penyakit lain seperti SARS dan MERS.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menyarankan beberapa langkah:
Hasilkan Lebih Banyak Data: Pengumpulan data dan pengawasan yang lebih baik di tingkat lokal dapat membantu melacak dan mencegah wabah.
Pedoman: Organisasi internasional seperti Food and Agricultural Organization/FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) dapat membuat pedoman untuk mencegah penyebaran penyakit yang terkait dengan konsumsi daging.
Praktik Pertanian yang Lebih Baik: Memantau bagaimana petani mendesain tempat penggemukan mereka dapat membantu memetakan bagaimana patogen menyebar.
Mengubah Kebiasaan Konsumsi: Mengonsumsi daging berkualitas tinggi dan pengganti nabati, seperti burger Impossible, dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Melaksanakan perubahan ini tidaklah sulit dan dapat dibandingkan dengan melakukan penyesuaian gaya hidup kecil untuk mengurangi risiko perubahan iklim.
Dengan mengadopsi praktik berkelanjutan dalam industri daging, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko wabah penyakit zoonosis dan melindungi kesehatan masyarakat.