Sunscreen Merupakan Pertahanan Terbaik Terhadap Kanker Kulit
Sunscreen baru-baru ini menjadi sorotan di media sosial, dengan para influencer mengklaim sunscreen lebih banyak merugikan daripada bermanfaat.
Timothy Caulfield, seorang pakar kesehatan, sangat tidak setuju dengan pernyataan yang menyesatkan ini.
Ia terkejut ketika pertama kali mendengar orang mengatakan hal-hal seperti, "Matahari tidak menyebabkan kanker; sunscreen-lah yang menyebabkannya," atau bahwa "kulit kecokelatan adalah satu-satunya perlindungan yang Anda butuhkan."
Caulfield yakin bahwa gagasan seperti itu berbahaya dan tidak didukung oleh sains.
Sebenarnya, sunscreen telah terbukti melindungi kita dari kanker kulit.
Caulfield menunjukkan bahwa penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa sunscreen aman dan efektif. Gagasan bahwa sunscreen membahayakan tidak didukung oleh bukti.
Para influencer media sosial menyebarkan mitos-mitos ini untuk menarik perhatian, tetapi klaim-klaim ini dapat menyebabkan orang menghindari penggunaan sunscreen, sehingga mereka berisiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
Kanker kulit merupakan masalah serius. Sekitar satu dari lima orang Kanada akan mengembangkan beberapa bentuk kanker kulit dalam hidup mereka, dan sekitar 1.300 orang meninggal karenanya setiap tahun.
Jenis yang paling berbahaya adalah melanoma, yang terkait dengan paparan sinar ultraviolet (UV) matahari. Tempat penyamakan kulit juga merupakan penyebab utama kanker kulit.
Sunscreen dengan faktor perlindungan matahari (SPF) 15 atau lebih tinggi dapat menurunkan kemungkinan terkena jenis kanker kulit tertentu hingga 40–50%. Sunscreen juga membantu mencegah penuaan dini pada kulit.
Membongkar Mitos tentang Sunscreen
Mitos 1: Kandungan sunscreen tidak aman.
Sebagian orang khawatir tentang bahan kimia seperti oxybenzone dalam sunscreen, tetapi penelitian menunjukkan bahwa meskipun sedikit saja dapat diserap oleh tubuh, bahan kimia tersebut tidak berbahaya jika digunakan dalam jumlah yang normal.
Caulfield menjelaskan bahwa hanya karena suatu bahan kimia diserap bukan berarti bahan kimia tersebut berbahaya.
Mitos 2: Sunscreen menyebabkan kekurangan vitamin D.
Tidak ada bukti bahwa penggunaan sunscreen secara teratur menyebabkan kekurangan vitamin D.
Yayasan Kanker Kulit mengatakan kita bisa mendapatkan cukup vitamin D dari paparan sinar matahari selama sekitar 10 menit beberapa kali seminggu, bahkan jika kita memakai sunscreen. Anda juga bisa mendapatkan vitamin D melalui makanan.
Mitos 3: Orang berkulit gelap tidak memerlukan sunscreen.
Meskipun kulit gelap memberikan perlindungan, orang dengan semua warna kulit tetap dapat terkena kanker kulit. Penting bagi semua orang untuk memakai sunscreen.
Mitos 4: Kulit kecokelatan melindungi Anda dari sinar UV.
Kulit kecokelatan hanya memberikan perlindungan tingkat sangat rendah pada kulit, setara dengan SPF 2–4, yang tidak cukup untuk mencegah kulit terbakar atau kerusakan kulit.
Mitos 5: Sunscreen mengganggu hormon.
Penelitian yang memicu kekhawatiran ini menggunakan sunscreen dalam jumlah besar pada tikus, jauh lebih banyak daripada yang digunakan manusia.
Baik Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) maupun Health Canada telah menyetujui sunscreen sebagai bahan yang aman untuk digunakan.
Singkatnya, sunscreen adalah cara yang terbukti untuk melindungi diri Anda dari kanker kulit, sementara mitos tentang bahayanya sama sekali tidak benar.
Jadi lain kali Anda keluar rumah, percayalah pada sains—dan jangan lupakan sunscreen. (kpo)