Home > Didaktika

Studi Temukan Cara Baru Mengobati Nyeri Saraf Penderita Diabetes

Studi baru ini menemukan bahwa metabolisme asam amino yang berubah, khususnya yang melibatkan dua asam aminoserin dan glisinberperan dalam kerusakan saraf ini.
Unsplash
Unsplash

Sebuah studi terbaru dari Salk Institute telah mengungkap faktor utama yang berkontribusi terhadap neuropati perifer pada penderita diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Neuropati perifer memengaruhi hampir setengah dari penderita diabetes dan ditandai dengan kelemahan, mati rasa, dan nyeri, terutama di tangan dan kaki.

Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi.

Studi baru ini menemukan bahwa metabolisme asam amino yang berubah, khususnya yang melibatkan dua asam amino—serin dan glisin—berperan dalam kerusakan saraf ini.

Asam amino merupakan bahan penyusun protein, yang penting untuk banyak fungsi dalam tubuh, termasuk kesehatan sistem saraf.

Secara khusus, serin dan glisin terlibat dalam produksi sphingolipid, sejenis lemak yang banyak terdapat di sel saraf.

Ketika tubuh tidak memiliki cukup serin, tubuh terpaksa menggunakan asam amino yang berbeda untuk membuat sphingolipid, sehingga mengubah strukturnya. Sphingolipid atipikal ini dapat terakumulasi dan menyebabkan kerusakan saraf.

Peneliti menemukan hal ini dengan mempelajari tikus penderita diabetes. Mereka menemukan bahwa tikus dengan kadar serin dan glisin rendah lebih mungkin mengalami neuropati perifer.

Yang menarik, ketidakseimbangan asam amino dan perubahan sphingolipid serupa telah diamati pada kelainan genetik langka pada manusia yang menyebabkan kerusakan saraf perifer, yang menunjukkan bahwa proses ini dapat terjadi pada tikus dan manusia.

Penemuan ini penting karena menyoroti peran asam amino yang disebut "non-esensial" seperti serin, yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, tetapi tetap memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan saraf.

Kadar asam amino yang rendah ini dapat berdampak serius pada sistem saraf.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemantauan kadar asam amino pada penderita diabetes dapat membantu mengidentifikasi mereka yang berisiko lebih tinggi mengalami neuropati perifer. Lebih jauh lagi, hal ini membuka pintu bagi pengobatan potensial baru.

Serin, misalnya, saat ini sedang diuji dalam uji klinis untuk kemampuannya mengobati kondisi lain, seperti penyakit Alzheimer dan telangiektasia makula, dan mungkin juga berguna dalam mengobati neuropati diabetik.

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya diet seimbang, termasuk asupan asam amino esensial dan non-esensial yang cukup, untuk mendukung kesehatan saraf.

Sementara serin dan glisin diklasifikasikan sebagai non-esensial karena tubuh dapat memproduksinya, menjaga kadar yang sehat melalui diet bisa jadi penting bagi penderita diabetes, khususnya mereka yang berisiko mengalami kerusakan saraf.

Mengatasi Nyeri Neuropatik pada Diabetes

Nyeri neuropatik yang disebabkan oleh diabetes bisa jadi sulit untuk dikelola, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup:

Kontrol Gula Darah: Menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat adalah salah satu langkah terpenting dalam mencegah kerusakan saraf lebih lanjut dan mengurangi nyeri neuropatik.

Obat-obatan: Berbagai obat tersedia untuk mengobati nyeri neuropatik. Ini termasuk antidepresan, antikonvulsan, dan terkadang opioid. Obat-obatan ini dapat membantu dengan cara memblokir sinyal nyeri atau mengubah cara otak memproses nyeri.

Krim Topikal: Krim seperti capsaicin, yang berasal dari cabai, dapat dioleskan langsung ke kulit. Capsaicin bekerja dengan mengurangi zat kimia dalam tubuh yang mengirimkan sinyal nyeri ke otak.

Stimulasi Saraf Listrik Transkutan (TENS): TENS adalah terapi non-invasif yang menggunakan arus listrik tingkat rendah yang diaplikasikan ke kulit. Terapi ini membantu dengan cara menstimulasi saraf dan berpotensi memblokir sinyal nyeri agar tidak mencapai otak.

Olahraga: Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan aliran darah, mengurangi peradangan, dan membantu mengelola stres, yang semuanya dapat berkontribusi untuk mengurangi nyeri neuropatik.

Suplemen Nutrisi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen seperti asam alfa-lipoat dan asam gamma-linolenat dapat membantu meredakan nyeri neuropatik. Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan sebelum menambahkan suplemen ke rutinitas Anda.

Mengelola nyeri neuropatik memerlukan pendekatan yang dipersonalisasi. Penting untuk bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk menemukan kombinasi perawatan terbaik, karena setiap individu mungkin merespons berbagai terapi secara berbeda.

Bagi mereka yang tertarik mempelajari lebih lanjut tentang cara mengelola nyeri kronis, ada juga penelitian terbaru tentang cara hidup bebas nyeri dengan artritis, dan seberapa lama COVID dapat menyebabkan nyeri yang berkelanjutan.

Penelitian ini, yang dipimpin oleh Christian Metallo, diterbitkan di Nature dan menyoroti pentingnya metabolisme asam amino dalam mencegah kerusakan saraf pada penderita diabetes. (kpo)

× Image