Home > Didaktika

Sakit Kepala? Migrain? Coba Periksa Gula Gula Darah Deh...

Ternyata genetika, atau cetak biru yang mengendalikan cara tubuh kita berfungsi, memainkan peran besar.
shutterstock
shutterstock

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa orang tampaknya lebih sering menderita sakit kepala atau migrain ketimbang yang lain?

Ternyata genetika, atau cetak biru yang mengendalikan cara tubuh kita berfungsi, memainkan peran besar.

Para ilmuwan telah meneliti apakah gen yang sama yang menyebabkan migrain dan sakit kepala juga dapat memengaruhi kadar gula darah.

Memahami Migrain dan Sakit Kepala

Sakit kepala dan migrain lebih dari sekadar sensasi nyeri di kepala. Migrain, khususnya, adalah sakit kepala parah yang dapat menyebabkan nyeri berdenyut, kepekaan terhadap cahaya dan suara, dan bahkan mual.

Migrain dapat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari dan memengaruhi sekitar 15% orang di seluruh dunia, yang kira-kira 1 dari 7 orang.

Meskipun sangat umum, para ilmuwan masih berupaya untuk sepenuhnya memahami mengapa beberapa orang lebih rentan terhadap sakit kepala dan migrain daripada yang lain.

Namun, mereka tahu bahwa genetika memainkan peran besar. Jika seseorang dalam keluarga Anda, seperti orang tua, mengalami migrain, kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya.

Peran Kadar Gula Darah

Seperti sakit kepala, kadar gula darah juga dipengaruhi oleh gen kita. Gula darah, atau glukosa, adalah yang digunakan tubuh kita untuk energi.

Hormon insulin membantu sel-sel kita menyerap glukosa, tetapi terkadang tubuh tidak mengelola insulin dengan baik, yang menyebabkan kadar gula darah tinggi. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes.

Orang dengan kadar gula darah tinggi atau tidak stabil sering mengalami gejala seperti rasa haus yang berlebihan, kelelahan, sering buang air kecil, dan bahkan sakit kepala atau migrain.

Hingga saat ini, hubungan antara kadar gula darah dan sakit kepala atau migrain tidak jelas.

Menghubungkan Migrain, Sakit Kepala, dan Kadar Gula Darah

Peneliti dari Queensland University of Technology (QUT) di Australia memutuskan untuk menyelidiki misteri ini lebih lanjut.

Mereka mempelajari gen ratusan ribu orang yang menderita sakit kepala dan migrain dan membandingkannya dengan mereka yang tidak.

Apa yang mereka temukan sungguh mengejutkan. Gen yang sama yang menyebabkan sakit kepala dan migrain juga dapat memengaruhi cara tubuh mengelola gula darah.

Secara khusus, orang yang sering mengalami sakit kepala atau migrain cenderung memiliki ciri-ciri tertentu yang terkait dengan gula darah, seperti memiliki terlalu banyak insulin, gula darah rendah, atau risiko lebih tinggi terkena diabetes.

Penemuan ini penting karena menegaskan adanya hubungan yang kuat antara sakit kepala, migrain, dan kadar gula darah.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengelola gula darah, frekuensi atau intensitas sakit kepala dan migrain dapat dikurangi.

Apa Artinya Hal Ini bagi Pengelolaan Migrain dan Sakit Kepala

Pemahaman baru ini dapat menghasilkan pilihan pengobatan yang lebih baik bagi orang yang menderita sakit kepala dan migrain.

Misalnya, dokter mungkin menyarankan pemantauan dan pengelolaan kadar gula darah sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi kondisi yang menyakitkan ini.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang berbeda. Meskipun ada hubungan antara sakit kepala, migrain, dan gula darah, hubungan tersebut mungkin tidak sama untuk setiap orang.

Jika Anda sering mengalami sakit kepala atau migrain, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala-gejala yang Anda alami dan menemukan pengobatan yang paling tepat untuk Anda.

Jika khawatir tentang kadar gula darah, Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang mengapa kadar gula darah sering tinggi di pagi hari dan cara memasak makanan tertentu, seperti ubi jalar, tanpa meningkatkan kadar gula darah.

Penelitian ini, yang diterbitkan dalam Human Genetics, memberikan perspektif baru tentang bagaimana kita memahami dan mengelola sakit kepala, migrain, dan kadar gula darah, yang menawarkan harapan untuk pengobatan yang lebih baik di masa mendatang.

× Image