Home > Didaktika

Lidah Anda Bisa Memberi Petunjuk Tentang Gagal Jantung Kronis, Oh Ya?

Orang dengan gagal jantung kronis sering kali memiliki lidah yang lebih merah dengan lapisan kuning.
thinkstock
thinkstock

Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Kedokteran Cina Guangzhou menemukan bahwa penampilan dan komposisi bakteri pada lidah dapat memberikan petunjuk tentang gagal jantung kronis.

Penelitian ini menunjukkan bahwa memeriksa lidah mungkin merupakan cara yang sederhana dan non-invasif untuk membantu mendiagnosis dan memantau kondisi ini.

Pada orang yang sehat, lidah biasanya berwarna merah pucat dengan lapisan tipis berwarna putih pucat.

Namun, orang dengan gagal jantung kronis sering kali memiliki lidah yang lebih merah dengan lapisan kuning.

Para peneliti mengamati bahwa perubahan ini menjadi lebih jelas seiring perkembangan penyakit.

Penelitian ini juga menemukan bahwa mikroorganisme yang hidup di lidah berbeda secara signifikan antara pasien gagal jantung dan orang yang sehat.

Dengan menggunakan sampel yang diambil dari 42 pasien dengan gagal jantung kronis dan 28 peserta yang sehat, para peneliti menganalisis mikrobioma lidah—komunitas bakteri yang hidup di permukaannya.

Untuk memastikan hasil yang akurat, peserta dipilih dengan cermat. Tidak ada yang memiliki penyakit mulut atau gigi, infeksi pernapasan baru-baru ini, atau telah mengonsumsi antibiotik atau imunosupresan dalam seminggu terakhir.

Sampel lapisan lidah dikumpulkan pada pagi hari sebelum peserta menyikat gigi atau makan.

Para peneliti menggunakan teknik yang disebut sequencing gen 16S rRNA untuk mengidentifikasi bakteri yang ada.

Temuan tersebut mengungkapkan tidak ada tumpang tindih dalam komposisi bakteri dari kedua kelompok tersebut.

Pasien gagal jantung memiliki sekumpulan mikroorganisme yang berbeda di lidah mereka, sementara individu yang sehat memiliki profil bakteri yang khas.

Pada tingkat yang lebih rinci, lima jenis bakteri membedakan pasien gagal jantung dari orang yang sehat. Para peneliti mampu memprediksi gagal jantung dengan akurasi 84% berdasarkan perbedaan ini.

Selain itu, saat gagal jantung memburuk, bakteri tertentu seperti Eubacterium dan Solobacterium menjadi kurang melimpah, yang menunjukkan bahwa perubahan bakteri dapat melacak perkembangan penyakit.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa bakteri lidah dapat membantu mengidentifikasi penyakit lain, seperti kanker pankreas.

Penelitian ini juga menyoroti peran bakteri dalam peradangan dan kekebalan—dua proses yang terkait erat dengan gagal jantung dan penyakit kronis lainnya.

Para peneliti percaya bahwa menganalisis mikroba lidah dapat menjadi alat praktis untuk skrining dan diagnosis gagal jantung skala besar.

Sampelnya mudah dikumpulkan dan juga dapat membantu memantau bagaimana kondisi tersebut berubah seiring waktu.

Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya bagaimana bakteri lidah dan fungsi jantung saling terkait.

Meskipun penelitian ini menawarkan potensi yang menarik untuk menggunakan lidah sebagai alat diagnostik, mekanisme pasti yang menghubungkan bakteri ini dengan kesehatan jantung masih belum jelas.

Pendekatan inovatif ini dapat membuka jalan bagi metode baru untuk mendiagnosis dan mengelola gagal jantung, sehingga penyakit ini lebih mudah dideteksi sejak dini dan perkembangannya dapat dipantau.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Tianhui Yuan ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Cardiovascular Medicine. (kpo)

× Image