Temuan Penelitian: Gangguan Tidur dan Penyakit Ginjal Saling Terkait
Penelitian baru mengungkap hubungan kuat antara gangguan tidur dan penyakit ginjal kronis (CKD), yang menunjukkan bagaimana kedua masalah kesehatan ini dapat saling memengaruhi.
Temuan yang dipublikasikan dalam Chronic Kidney Journal ini berasal dari tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh para peneliti dari National University of Singapore.
Penelitian ini meneliti data dari 63 penelitian yang melibatkan lebih dari 26 juta orang, yang menawarkan pandangan komprehensif tentang hubungan antara masalah tidur dan kesehatan ginjal.
Hubungan Dua Arah
Penelitian ini menemukan bahwa beberapa gangguan tidur, termasuk Obstructive Sleep Apnea (OSA), Restless Leg Syndrome (RLS), dan insomnia, secara signifikan terkait dengan CKD. Misalnya:
1. Obstructive Sleep Apnea (OSA): Orang dengan OSA 68% lebih mungkin mengembangkan CKD dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalaminya.
2. Albuminuria (penanda kerusakan ginjal): Peningkatan risiko CKD diamati pada individu dengan kadar albumin yang tinggi.
3. Restless Leg Syndrome (RLS): Pasien dengan RLS memiliki risiko CKD 88% lebih tinggi.
4. Insomnia: Mereka yang mengalami insomnia menghadapi peningkatan risiko CKD sebesar 24%.
Kebalikannya juga berlaku. Individu dengan CKD lebih mungkin mengalami gangguan tidur berikut:
>> Dibandingkan dengan individu yang sehat, pasien CKD memiliki risiko OSA 74% lebih tinggi, risiko RLS 73% lebih tinggi, dan risiko insomnia 14% lebih tinggi.
Apa Artinya?
Penelitian ini menyoroti hubungan dua arah, yang berarti bahwa masalah tidur dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal, dan penyakit ginjal dapat memperburuk masalah tidur.
Misalnya, OSA—yang ditandai dengan pernapasan terputus-putus saat tidur—dapat menyebabkan kadar oksigen yang lebih rendah dan peningkatan tekanan pada ginjal.
Sebaliknya, CKD dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan penumpukan racun, yang dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan kondisi seperti sindrom kaki gelisah.
Implikasi untuk Layanan Kesehatan
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mengobati kedua kondisi tersebut secara bersamaan.
Dokter yang menangani pasien dengan CKD harus melakukan skrining untuk gangguan tidur, dan mereka yang menangani masalah tidur harus menyadari potensi risiko penyakit ginjal.
Menangani kedua kondisi secara bersamaan dapat meningkatkan hasil dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Melihat ke Depan
Studi ini menambah bukti yang berkembang tentang sifat saling terkait antara kesehatan tidur dan kesehatan ginjal.
Penelitian di masa mendatang dapat difokuskan pada intervensi yang menargetkan kedua kondisi tersebut, seperti mengelola sleep apnea pada pasien CKD atau mengeksplorasi bagaimana meningkatkan kualitas tidur dapat melindungi fungsi ginjal.
Untuk saat ini, kesimpulan utamanya jelas: tidur yang baik dan ginjal yang sehat berjalan beriringan, dan mengelola salah satunya dapat membantu mencegah atau meningkatkan yang lain.
Jika Anda peduli dengan kesehatan ginjal, silakan baca studi tentang cara melindungi ginjal Anda dari diabetes, dan minum kopi dapat membantu mengurangi risiko cedera ginjal.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kesehatan ginjal, silakan lihat studi terbaru tentang makanan yang dapat mencegah kambuhnya batu ginjal, dan mengonsumsi kacang-kacangan yang dikaitkan dengan risiko lebih rendah penyakit ginjal kronis dan kematian (kpo)