Buah Beri Ini Bisa Membantu Mencegah Diabetes, Obesitas, dan Kanker
Peneliti dari Université de Montréal telah menemukan potensi luar biasa dalam buah beri camu-camu Brasil, buah yang sudah dikenal akan manfaatnya bagi kesehatan.
Buah beri kecil ini, yang kaya akan nutrisi, telah dikenal karena kemampuannya untuk melindungi dari obesitas dan diabetes.
Kini, para ilmuwan telah menemukan bahwa buah ini juga dapat berperan dalam mengobati kanker.
Kuncinya terletak pada senyawa yang ditemukan dalam buah beri yang disebut castalagin.
Zat alami ini termasuk dalam kelompok bahan kimia tanaman yang disebut polifenol, yang dikenal karena sifat antioksidan dan anti-inflamasinya.
Yang membuat castalagin unik adalah kemampuannya untuk bertindak sebagai prebiotik, yang berarti dapat mendukung pertumbuhan bakteri sehat di usus.
Menurut penelitian tersebut, castalagin meningkatkan respons tubuh terhadap imunoterapi, bahkan untuk kanker yang biasanya resistan terhadap jenis pengobatan ini.
Imunoterapi telah mengubah pengobatan kanker dalam beberapa tahun terakhir, menawarkan harapan baru bagi pasien dengan kanker yang sulit diobati seperti melanoma dan kanker paru-paru.
Terapi ini bekerja dengan mengaktifkan sistem imun untuk menyerang dan menghancurkan sel kanker.
Jenis imunoterapi tertentu, yang dikenal sebagai inhibitor titik pemeriksaan imun (ICI), telah menunjukkan hasil yang mengesankan pada beberapa pasien, memberikan respons jangka panjang yang menyerupai penyembuhan.
Namun, hanya sebagian kecil orang yang mendapat manfaat dari ICI, sehingga para peneliti mencari cara agar perawatan ini berhasil bagi lebih banyak pasien.
Salah satu tantangan imunoterapi adalah peran mikrobioma usus, komunitas bakteri dan mikroorganisme lain yang hidup dalam sistem pencernaan.
Mikrobioma yang sehat dapat memperkuat sistem imun, sementara mikrobioma yang tidak sehat dapat membatasi efektivitas perawatan kanker.
Di sinilah peran kastalagin. Dengan memodifikasi mikrobioma usus, kastalagin membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat yang meningkatkan kemampuan sistem imun untuk melawan kanker.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menguji kastalagin pada tikus dan menemukan bahwa kastalagin memicu respons antikanker saat dikonsumsi secara oral.
Temuan ini menunjukkan bahwa kastalagin dapat digunakan bersama inhibitor titik pemeriksaan imun untuk meningkatkan efektivitasnya.
Berdasarkan hasil yang menjanjikan ini, langkah selanjutnya adalah menguji pendekatan ini pada manusia.
Uji klinis akan segera dimulai, dengan 45 pasien yang menderita kanker paru-paru atau melanoma berpartisipasi dalam studi pertama.
Tujuannya adalah untuk melihat apakah castalagin dapat meningkatkan hasil bagi orang yang menjalani imunoterapi.
Jika berhasil, penemuan ini dapat membuka jalan bagi pengobatan baru yang menggabungkan senyawa alami seperti castalagin dengan terapi kanker yang ada.
Buah camu-camu berasal dari hutan hujan Amazon dan secara tradisional telah digunakan untuk manfaat kesehatannya, berkat kadar vitamin C dan antioksidan lainnya yang tinggi.
Penemuan terbaru ini menambah bukti yang berkembang tentang potensi buah tersebut untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan dan melawan penyakit.
Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa luas castalagin akan digunakan, kemampuannya untuk memengaruhi mikrobioma usus dan meningkatkan pengobatan kanker menandai perkembangan yang menarik dalam penelitian medis.
Studi ini menawarkan harapan bagi pasien kanker yang mungkin tidak merespons dengan baik terhadap pengobatan saat ini dan menyoroti pentingnya mengeksplorasi senyawa alami untuk kemajuan medis.
Dengan memadukan kekuatan alam dengan sains mutakhir, para peneliti membuka pintu baru menuju perawatan kanker yang lebih baik dan lebih efektif.
Temuan ini dipublikasikan dalam Cancer Discovery dan merupakan langkah maju dalam memerangi penyakit yang menantang ini. (kpo)