Home > Didaktika

Uuppss... Para Ilmuwan Mengeksplorasi Aturan Universal Kehidupan di Bumi dan Sekitarnya

Temuan menunjukkan bahwa kehidupan memiliki beberapa persyaratan dan keterbatasan universal.
Sebuah makalah baru mengidentifikasi beberapa batasan mendasar bagi kehidupan/Foto: Ernst Haeckel’s Radiolaria (1862) via Public Domain Review.
Sebuah makalah baru mengidentifikasi beberapa batasan mendasar bagi kehidupan/Foto: Ernst Haeckel’s Radiolaria (1862) via Public Domain Review.

Apa saja batasan kehidupan? Dapatkah kehidupan ada di planet lain atau dalam bentuk yang diciptakan di laboratorium di Bumi?

Pertanyaan-pertanyaan menarik ini, yang sering kali menjadi bahan fiksi ilmiah, kini sedang dieksplorasi melalui sains itu sendiri.

Sekelompok peneliti, termasuk beberapa dari Santa Fe Institute, menerbitkan sebuah makalah akses terbuka di Interface Focus untuk meneliti apa yang benar-benar mendefinisikan kehidupan.

Dengan melihat aturan dasar kehidupan, mereka bertujuan untuk mengungkap apakah bentuk kehidupan tertentu tidak mungkin—bahkan di dunia asing atau di laboratorium.

Makalah tersebut mengeksplorasi studi kasus di berbagai bidang ilmiah, termasuk termodinamika, genetika, perkembangan seluler, ilmu otak, ekologi, dan evolusi.

Temuan menunjukkan bahwa kehidupan memiliki beberapa persyaratan dan keterbatasan universal.

Salah satu persyaratan utama adalah pengurangan entropi, yang berarti makhluk hidup harus memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri dan menjaga ketertiban, bahkan di lingkungan yang kacau.

Aturan penting lainnya adalah bahwa kehidupan harus terdiri dari sel-sel kompartemen tertutup, unit-unit kecil yang berdiri sendiri yang melindungi dan mendukung proses-proses kehidupan.

Para peneliti juga menyoroti perlunya suatu sistem untuk memproses informasi dan membuat keputusan, seperti otak.

Sistem-sistem ini bergantung pada unit-unit seperti neuron untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menanggapi informasi dari lingkungan.

Tanpa elemen-elemen fundamental ini, kehidupan—baik di Bumi maupun di tempat lain—tidak dapat eksis.

Yang menarik, para penulis menilik kembali prediksi-prediksi historis tentang kehidupan yang ternyata benar.

Misalnya, pada tahun 1940-an, fisikawan Erwin Schrödinger meramalkan bahwa informasi genetik kehidupan harus disimpan dalam molekul-molekul dengan struktur yang stabil tetapi fleksibel, dan menyebutnya "kristal aperiodik." Gagasan ini kemudian membuka jalan bagi penemuan DNA.

Dalam contoh lain, simulasi pertengahan abad ke-20 meramalkan bahwa parasit pasti akan berevolusi dalam ekosistem yang kompleks.

Biologi modern telah mengonfirmasi prediksi ini, yang menunjukkan bagaimana evolusi kehidupan mengikuti pola-pola yang logis.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa kehidupan di mana-mana mungkin mengikuti hukum-hukum universal.

Para peneliti mengusulkan bahwa dengan memahami hukum-hukum ini, kita dapat memprediksi dengan lebih baik bagaimana kehidupan mungkin muncul di planet lain—atau bahkan bagaimana kita dapat merancang kehidupan buatan di laboratorium.

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari, penelitian ini memberikan perspektif baru pada salah satu pertanyaan tertua umat manusia: Apa yang memungkinkan adanya kehidupan, dan dapatkah kehidupan itu ada di tempat lain di alam semesta? (kpo)

× Image