Home > Gaya Hidup

Temuan Penelitian: Makan Telur Bisa Membantu Lansia Hidup Lebih Lama

Para peneliti menemukan bahwa konsumsi telur dalam jumlah sedangmemakan 1 hingga 6 telur per minggudikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap kematian.
Shutterstock/Mikhaylovskiy
Shutterstock/Mikhaylovskiy

Sebuah penelitian baru dari Universitas Monash menunjukkan bahwa makan telur secara teratur dapat membantu orang dewasa yang lebih tua hidup lebih lama dan menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang makan telur 1 hingga 6 kali per minggu memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular (CVD) sebesar 29% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak pernah makan telur.

Mereka juga memiliki risiko kematian akibat penyebab apa pun sebesar 15% lebih rendah.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nutrients dan menganalisis data dari 8.756 orang dewasa berusia 70 tahun ke atas.

Para peserta ini merupakan bagian dari ASPREE Longitudinal Study of Older Persons (ALSOP), sebuah proyek penelitian yang melacak kesehatan orang dewasa yang lebih tua dari waktu ke waktu.

Setiap peserta melaporkan seberapa sering mereka makan telur, yang dikategorikan sebagai:

  • Jarang atau tidak pernah (hingga dua kali sebulan)

  • Mingguan (1–6 kali per minggu)

  • Harian (setiap hari atau beberapa kali sehari)

Para peneliti menemukan bahwa konsumsi telur dalam jumlah sedang—memakan 1 hingga 6 telur per minggu—dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap kematian karena sebab apa pun dan kematian terkait penyakit jantung.

Telur dikenal sebagai makanan yang kaya nutrisi, mengandung protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting seperti vitamin B, folat, lemak tak jenuh, dan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K).

Telur juga mengandung kolin, nutrisi penting untuk kesehatan otak, serta mineral penting.

Menurut penulis pertama Holly Wild, kandidat Ph.D. di Universitas Monash, telur merupakan sumber protein yang praktis dan mudah diakses untuk orang dewasa yang lebih tua, yang mungkin menghadapi tantangan fisik atau sensorik dalam menyiapkan makanan.

Penelitian ini juga melihat bagaimana kualitas makanan memengaruhi hubungan antara konsumsi telur dan kematian.

Kualitas diet diklasifikasikan sebagai rendah, sedang, atau tinggi berdasarkan pilihan makanan secara keseluruhan.

Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan diet berkualitas sedang hingga tinggi yang menyertakan telur memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang jauh lebih rendah—masing-masing sebesar 33% dan 44%.

Hal ini menunjukkan bahwa telur mungkin sangat bermanfaat jika menjadi bagian dari diet yang seimbang dan bergizi.

Pedoman kesehatan mengenai konsumsi telur bervariasi menurut negara. Pedoman Diet Australia dan American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar orang dengan kolesterol normal dapat mengonsumsi hingga tujuh telur per minggu.

AHA juga menyatakan bahwa orang dewasa yang lebih tua dengan kolesterol normal dapat dengan aman mengonsumsi hingga dua telur per hari.

Namun, beberapa pedoman Eropa menyarankan untuk membatasi asupan hingga 3–4 telur per minggu.

Penelitian sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran bahwa telur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang dengan kolesterol tinggi.

Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti dalam studi Monash meneliti bagaimana konsumsi telur memengaruhi mortalitas pada orang dengan dan tanpa dislipidemia (kondisi di mana kadar kolesterol terlalu tinggi).

Mereka menemukan bahwa bahkan di antara orang-orang dengan kolesterol tinggi, mengonsumsi telur 1–6 kali per minggu dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit jantung yang 27% lebih rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa telur mungkin masih menawarkan manfaat bahkan bagi mereka yang mengelola kadar kolesterol tinggi.

Meskipun penelitian ini mendukung gagasan bahwa konsumsi telur dalam jumlah sedang bermanfaat bagi orang dewasa yang lebih tua, penting untuk mempertimbangkan pola makan secara keseluruhan.

Mengonsumsi telur yang dikombinasikan dengan pola makan yang seimbang dan berkualitas tinggi tampaknya memiliki efek paling positif.

Tinjauan dan Analisis

Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang peran telur dalam pola makan orang dewasa yang lebih tua.

Penelitian sebelumnya tentang telur dan kesehatan jantung beragam, dengan beberapa penelitian menunjukkan risiko bagi orang-orang dengan kolesterol tinggi.

Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi telur dalam jumlah sedang tidak berbahaya dan bahkan mungkin bersifat protektif.

Salah satu kekuatan penelitian ini adalah ukuran sampelnya yang besar, yaitu hampir 9.000 orang dewasa yang lebih tua, yang menambah keandalan temuan tersebut.

Penelitian ini juga mengikuti peserta dari waktu ke waktu, sehingga hasilnya lebih bermakna. Namun, ada beberapa keterbatasan.

Penelitian ini mengandalkan data yang dilaporkan sendiri tentang konsumsi telur, yang mungkin tidak selalu akurat.

Selain itu, penelitian ini bersifat observasional, artinya tidak dapat membuktikan bahwa telur secara langsung mengurangi angka kematian—hanya dapat menunjukkan adanya hubungan.

Faktor lain, seperti pola makan dan gaya hidup secara keseluruhan, juga dapat berkontribusi terhadap manfaat yang diamati.

Meskipun ada keterbatasan ini, temuan tersebut menunjukkan bahwa memasukkan telur dalam pola makan sehat dapat membantu orang dewasa yang lebih tua hidup lebih lama dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Mengingat nilai gizinya yang tinggi dan aksesibilitasnya, telur dapat menjadi bagian penting dari rekomendasi pola makan untuk populasi yang menua.

× Image