Wuidih... Jam Tangan Pintar Beri Petunjuk Tentang Penyakit Mental
![thewatch.co](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250212095923-889.jpeg)
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Cell menyoroti bagaimana smartwatch atawa jam tangan pintar dapat menjadi alat yang ampuh dalam biomedis, khususnya untuk mempelajari penyakit kejiwaan dan dasar genetiknya.
Dipimpin oleh Mark Gerstein dari Universitas Yale dan mencakup kontribusi dari para peneliti di Universitas Barcelona, penelitian inovatif ini menunjukkan bagaimana perangkat yang dapat dikenakan dapat memberikan data yang terus-menerus dan terperinci untuk membantu memprediksi kondisi kesehatan mental dan mengidentifikasi faktor genetik yang terkait dengan gangguan ini.
Merevolusi Psikiatri dengan Teknologi yang Dapat Dikenakan
Secara tradisional, diagnosis psikiatris bergantung pada pengamatan klinis dan laporan subjektif tentang gejala.
Namun, pendekatan baru ini menggunakan sensor yang dapat dikenakan, seperti yang ada di jam tangan pintar, untuk memberikan wawasan yang objektif dan terukur.
Dengan mengumpulkan data berkelanjutan tentang pola fisik dan perilaku, jam tangan pintar dapat menghasilkan apa yang oleh para peneliti disebut sebagai "fenotipe digital."
Ciri-ciri digital ini dapat bertindak sebagai biomarker untuk menjembatani kesenjangan antara perilaku yang dapat diamati, diagnosis psikiatris, dan faktor genetik.
Mark Gerstein menjelaskan, “Dalam psikiatri tradisional, dokter menilai gejala Anda dan membuat diagnosis. Dengan studi ini, kami memproses data yang dapat dikenakan untuk memprediksi penyakit secara lebih komprehensif dan menghubungkannya dengan faktor genetik yang mendasarinya.”
Desain Studi
Tim peneliti menganalisis data dari Studi Perkembangan Kognitif Otak Remaja, studi jangka panjang terbesar tentang perkembangan otak dan kesehatan anak di AS.
Kumpulan data ini mencakup informasi dari lebih dari 5.000 remaja berusia 9–14 tahun yang mengenakan jam tangan pintar. Perangkat ini melacak berbagai metrik, termasuk:
- Denyut jantung
- Pengeluaran kalori
- Intensitas aktivitas fisik
- Jumlah langkah
- Kualitas dan tahapan tidur
Para peneliti mengembangkan metode canggih untuk menangani dan memproses sejumlah besar data yang dikumpulkan.
Mereka menggunakan model kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis data dan mengidentifikasi hubungan antara pola fisik dan kondisi kesehatan mental seperti ADHD dan kecemasan.
Temuan Utama
1. Memprediksi Kondisi Kejiwaan:
Studi ini mengungkapkan bahwa data jam tangan pintar dapat memprediksi kondisi kejiwaan tertentu.
Misalnya, denyut jantung merupakan ukuran yang paling penting untuk mengidentifikasi ADHD, sementara kualitas tidur dan tahapannya merupakan prediktor yang lebih baik untuk kecemasan.
2. Memahami Subtipe Penyakit:
Data yang dapat dikenakan juga membantu membedakan subtipe dalam gangguan kejiwaan.
Misalnya, ADHD memiliki bentuk yang terkait dengan kurangnya perhatian dan hiperaktivitas, yang merespons berbagai perawatan.
Data jam tangan pintar dapat membantu menyesuaikan intervensi dengan lebih efektif.
3. Hubungan Genetik:
Dengan menggunakan alat statistik multivariat, para peneliti mengeksplorasi hubungan antara genetika dan data jam tangan pintar.
Mereka mengidentifikasi 37 gen yang terkait dengan ADHD berdasarkan bagaimana mutasi genetik memengaruhi metrik jam tangan pintar.
Menariknya, gen-gen ini tidak terdeteksi saat menganalisis diagnosis ADHD saja, yang menyoroti nilai unik dari data yang dapat dikenakan secara berkelanjutan.
Implikasi untuk Psikiatri dan Selanjutnya
Studi ini menunjukkan bahwa jam tangan pintar menawarkan cara transformatif untuk memahami gangguan kejiwaan dengan menghubungkan perilaku fisik, kesehatan mental, dan genetika.
Dengan menyediakan pengukuran yang objektif dan berkelanjutan, perangkat yang dapat dikenakan dapat membantu mengatasi keterbatasan diagnostik klinis tradisional.
Mereka juga membuka jalan bagi perawatan yang lebih personal berdasarkan pola perilaku unik dan profil genetik seseorang.
"Metode ini sangat menjanjikan untuk mengatasi tantangan jangka panjang dalam psikiatri dan pada akhirnya dapat mengubah cara kita memahami gangguan kejiwaan dan dasar genetiknya," kata Walter Roberts, salah satu penulis senior penelitian itu.
Meskipun penelitian tersebut berfokus pada ADHD dan kecemasan, para peneliti percaya bahwa pendekatan tersebut dapat diterapkan pada kondisi lain, termasuk penyakit neurologis dan neurodegenerasi.
Misalnya, data jam tangan pintar dapat membantu melacak perkembangan penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson.
Selain itu, metode ini dapat menginspirasi pergeseran ke arah pengukuran perilaku kuantitatif dalam pengaturan klinis, menyediakan alat baru untuk mengidentifikasi biomarker genetik.
Penelitian ini menyoroti potensi besar jam tangan pintar dalam psikiatri dan biomedis.
Dengan menganalisis fenotipe digital dan menghubungkannya dengan data genetik, teknologi yang dapat dikenakan dapat mengubah cara kita memahami, mendiagnosis, dan mengobati kondisi kesehatan mental.
Selain ADHD dan kecemasan, pendekatan ini menjanjikan penerapan yang lebih luas, menawarkan harapan untuk solusi perawatan kesehatan yang lebih personal dan efektif di masa mendatang.