Uuppss... Kebiasaan Makan Memengaruhi Inkontinensia Urin Pada Wanita Paruh Baya
![Shutterstock](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250215074018-854.jpeg)
Sebuah studi baru dari Universitas Jyväskylä di Finlandia menemukan bahwa kebiasaan makan dapat berperan dalam perkembangan inkontinensia urin pada wanita paruh baya.
Wanita yang sering mengonsumsi makanan olahan dan makanan cepat saji lebih mungkin mengalami gejala inkontinensia urin stres dan urgensi.
Sebaliknya, mereka yang mengonsumsi lebih banyak buah dan mengikuti pola makan berkualitas tinggi memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala-gejala ini.
Apa Penyebab Inkontinensia Urin?
Inkontinensia urin adalah kondisi umum yang memengaruhi banyak wanita seiring bertambahnya usia, terutama selama menopause. Jenis-jenis utama yang diteliti adalah:
- Inkontinensia urin stres (SUI): Kebocoran urin saat batuk, bersin, atau berolahraga.
- Inkontinensia urin urgensi (UUI): Dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil, yang sering kali menyebabkan kebocoran.
Saat wanita mendekati masa menopause, tubuh mereka mengalami perubahan hormonal, termasuk penurunan kadar estrogen.
Perubahan-perubahan ini, bersama dengan penuaan alami dan riwayat melahirkan, dapat melemahkan otot-otot dasar panggul, yang menopang kandung kemih dan organ-organ lainnya.
Meskipun penuaan dan perubahan hormonal merupakan faktor risiko yang umum diketahui, pilihan gaya hidup—seperti pola makan dan kebiasaan makan—juga dapat berperan dalam perkembangan gangguan dasar panggul, menurut penelitian ini.
Hubungan Antara Kebiasaan Makan dan Inkontinensia Urin
Para peneliti memeriksa perilaku makan lebih dari 1.000 wanita berusia antara 47 dan 55 tahun yang berpartisipasi dalam penelitian ERMA.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana makanan dan pola makan yang berbeda memengaruhi risiko gangguan dasar panggul.
Temuan utama meliputi:
- Kebiasaan makan yang tidak sehat (seperti sering mengonsumsi makanan olahan dan makanan cepat saji) dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap inkontinensia urin akibat stres dan urgensi.
- Pola makan yang lebih sehat, terutama yang kaya buah-buahan, dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap inkontinensia urin akibat stres.
- Wanita yang melakukan pola makan tidak teratur, seperti makan berlebihan, makan dengan pola ketat, atau berganti-ganti antara keduanya, lebih mungkin mengalami gejala dasar panggul dibandingkan mereka yang memiliki kebiasaan makan normal.
Mengapa Pola Makan Penting?
Hubungan antara makanan olahan dan gangguan dasar panggul tidak sepenuhnya jelas, tetapi para peneliti percaya hal itu mungkin disebabkan oleh peradangan, penambahan berat badan, dan pencernaan yang buruk.
Makanan olahan sering kali mengandung lemak tidak sehat, garam tinggi, dan zat aditif, yang dapat berdampak negatif pada fungsi otot dan saraf secara keseluruhan.
Di sisi lain, pola makan yang kaya buah-buahan menyediakan vitamin, antioksidan, dan serat esensial, yang mendukung fungsi otot, mengurangi peradangan, dan meningkatkan pencernaan yang sehat—semua faktor yang dapat berkontribusi pada dasar panggul yang lebih kuat.
Penelitian ini menyoroti pentingnya pola makan yang sehat untuk mencegah inkontinensia urin dan menjaga kesehatan panggul.
Wanita yang mengalami atau berisiko mengalami gejala-gejala ini harus didorong untuk menerapkan pola makan yang seimbang dan menghindari konsumsi makanan olahan dan cepat saji yang berlebihan.
Karena lebih dari separuh wanita dalam penelitian ini melaporkan mengalami gangguan dasar panggul, kondisi ini sangat umum dan harus ditangani sebagai masalah kesehatan masyarakat.
Penelitian di masa depan dapat lebih jauh mengeksplorasi mekanisme biologis yang menghubungkan pola makan dan kesehatan dasar panggul.
Sementara itu, konseling gizi dan panduan menuju kebiasaan makan yang lebih sehat dapat bermanfaat dalam mencegah atau mengelola inkontinensia urin pada wanita paruh baya.
Hasil penelitian dapat ditemukan di Women’s Health.