Mammogram Bertenaga AI Membantu Deteksi Penyakit Jantung pada Wanita

Mammogram paling dikenal sebagai alat untuk menyaring kanker payudara, tetapi sebuah studi baru menunjukkan bahwa mammogram juga dapat mengungkap tanda-tanda tersembunyi penyakit jantung—berkat kecerdasan buatan (AI).
Studi yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Tahunan American College of Cardiology (ACC.25) menemukan bahwa AI dapat membantu menganalisis penumpukan kalsium di arteri dalam jaringan payudara, yang merupakan sinyal potensi masalah kardiovaskular.
Hal ini dapat membuka pintu untuk menggunakan mammogram tidak hanya untuk penyaringan kanker tetapi juga sebagai sistem peringatan dini untuk penyakit jantung, terutama pada wanita di bawah usia 60 tahun.
Mammogram adalah rontgen payudara rutin, yang direkomendasikan setiap satu hingga dua tahun untuk wanita paruh baya dan lebih tua. Sekitar 40 juta rontgen dilakukan setiap tahun di AS.
Meskipun kalsifikasi arteri payudara terkadang dapat terlihat dalam gambar-gambar ini, ahli radiologi biasanya tidak mengukur atau melaporkannya, dan sebagian besar pasien dan dokter tidak pernah mendengarnya.
Namun, para peneliti dari Emory University, Mayo Clinic, dan lembaga lainnya percaya bahwa itu adalah kesempatan yang terlewatkan.
"Kami melihat peluang bagi wanita untuk menjalani skrining kanker dan penyakit kardiovaskular secara bersamaan," kata Dr. Theo Dapamede, penulis utama studi tersebut.
"Kalsifikasi arteri payudara merupakan prediktor kuat masalah jantung di masa mendatang, terutama pada wanita yang berusia di bawah 60 tahun."
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian bagi wanita di AS, namun sering kali tidak terdiagnosis atau diabaikan.
Menambahkan skrining kardiovaskular ke tes yang sudah umum dapat membantu menandai masalah lebih awal—sebelum gejala muncul.
Tim tersebut menggunakan model AI pembelajaran mendalam untuk memindai gambar mammogram untuk mencari tanda-tanda kalsifikasi arteri payudara.
Tanda-tanda ini muncul sebagai titik terang pada sinar-X. AI kemudian memperkirakan risiko wanita tersebut terhadap masalah jantung serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung di masa mendatang, berdasarkan pencitraan dan catatan kesehatan elektroniknya.
AI dilatih pada kumpulan data besar yang terdiri dari lebih dari 56.000 wanita yang menjalani mammogram di Emory Healthcare antara tahun 2013 dan 2020 dan dilacak setidaknya selama lima tahun.
Hal ini memberikan sistem data dunia nyata yang cukup untuk dipelajari dan meningkatkan akurasinya.
Model ini bekerja dengan baik dalam memilah wanita ke dalam kategori risiko kardiovaskular rendah, sedang, atau tinggi.
Model ini sangat akurat untuk wanita yang berusia di bawah 80 tahun, dengan nilai tertinggi terlihat pada wanita di bawah 60 tahun—mereka yang paling mungkin mendapat manfaat dari perubahan gaya hidup dini atau perawatan medis.
Di antara wanita dengan kadar penumpukan kalsium tertinggi (di atas 40 mm²), hanya 86,4% yang masih hidup dan bebas dari masalah terkait jantung lima tahun kemudian.
Sebagai perbandingan, 95,3% wanita dengan sedikit atau tidak ada penumpukan kalsium (di bawah 10 mm²) tidak mengalami masalah tersebut.
Itu hampir 3 kali lebih tinggi risiko kematian atau kejadian besar bagi mereka yang mengalami kalsifikasi parah.
Peneliti meyakini alat AI ini dapat berfungsi sebagai sistem peringatan dini yang ampuh—mengidentifikasi wanita yang memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter jantung, bahkan jika mereka mengunjungi klinik untuk pemeriksaan kanker rutin.
Model AI ini belum tersedia untuk penggunaan umum. Model ini masih harus menjalani validasi tambahan dan mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebelum dapat diadopsi di klinik.
Jika disetujui, sistem ini dapat langsung dimasukkan ke dalam pemeriksaan mammogram rutin, membantu dokter menilai risiko jantung secara otomatis bersamaan dengan deteksi kanker.
Peneliti juga berencana untuk meneliti apakah AI dapat menggunakan mammogram untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini penyakit lain, seperti penyakit ginjal atau sirkulasi darah yang buruk di anggota tubuh.
Penelitian ini menyoroti peluang besar dalam kesehatan wanita: menggunakan alat yang ada dengan cara yang lebih cerdas.
Karena jutaan mammogram dilakukan setiap tahun, dan sebagian besar wanita berusia di atas 40 tahun sudah menjalani pemeriksaan rutin, tes ini memberikan peluang bawaan untuk memeriksa tanda-tanda awal penyakit jantung—sering kali sebelum gejala muncul.
Kalsifikasi arteri payudara bukanlah hal baru, tetapi hingga saat ini, hal tersebut belum digunakan secara sistematis untuk memandu perawatan.
Dengan menggunakan AI untuk mendeteksi dan mengukurnya, dokter mungkin dapat mengidentifikasi wanita yang berisiko lebih awal dan berpotensi mencegah serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
Yang paling menjanjikan adalah kegunaan model tersebut pada wanita muda di bawah usia 60 tahun, kelompok yang sering kali diabaikan dalam hal skrining penyakit jantung.
Wanita-wanita ini dapat memperoleh manfaat besar dari perubahan gaya hidup atau perawatan medis sebelum kerusakan yang lebih serius terjadi.
Meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian dan persetujuan, studi ini menunjukkan bagaimana teknologi—terutama AI—dapat mengubah gambar medis sehari-hari menjadi prediktor kesehatan yang kuat di luar tujuan awalnya.
Ini merupakan langkah yang menjanjikan menuju perawatan yang lebih efisien, preventif, dan personal bagi wanita.