Home > Gaya Hidup

Kurang Menonton TV Bisa Menurunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Mengurangi waktu menonton TV dapat menjadi cara yang efektif untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, khususnya pada orang yang secara genetik rentan terhadap diabetes.
Unsplash
Unsplash

Membatasi waktu menonton TV hingga satu jam atau kurang per hari dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya, bahkan bagi orang yang memiliki risiko genetik tinggi untuk diabetes tipe 2.

Ini adalah temuan utama dari sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association.

Penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD) adalah kondisi serius yang disebabkan oleh penumpukan plak di arteri, yang menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan sirkulasi yang buruk.

Dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat mengakibatkan operasi bypass, amputasi, dan kematian dini.

Para peneliti telah lama mengetahui bahwa diabetes tipe 2 dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, termasuk duduk dalam waktu lama, merupakan faktor risiko utama untuk ASCVD.

Studi ini adalah salah satu yang pertama yang mengeksplorasi bagaimana risiko genetik untuk diabetes berinteraksi dengan kebiasaan menonton TV dalam menentukan risiko penyakit jantung di masa mendatang.

Menonton TV dan Kesehatan Jantung

Studi ini dipimpin oleh Dr. Youngwon Kim, seorang profesor di Universitas Hong Kong.

“Menonton TV menghabiskan sebagian besar waktu duduk harian, dan secara konsisten dikaitkan dengan risiko diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi,” jelas Dr. Kim.

“Studi kami memberikan bukti baru bahwa mengurangi waktu menonton TV dapat menjadi cara yang efektif untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, khususnya pada orang yang secara genetik rentan terhadap diabetes.”

Para peneliti menganalisis data dari 346.916 orang dewasa di Inggris, dengan usia rata-rata 56 tahun, dan melacak hasil kesehatan mereka selama hampir 14 tahun. Selama waktu ini, 21.265 peserta mengalami ASCVD.

Setiap peserta diberi skor risiko poligenik, ukuran kemungkinan genetik mereka untuk mengembangkan diabetes tipe 2 berdasarkan 138 varian genetik yang diketahui.

Mereka kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori risiko genetik: rendah, sedang, dan tinggi.

Para peneliti juga mengkategorikan peserta berdasarkan kebiasaan menonton TV yang dilaporkan sendiri: mereka yang menonton satu jam atau kurang per hari dan mereka yang menonton dua jam atau lebih per hari.

Studi menemukan:

Waktu menonton TV itu penting: Orang yang menonton TV dua jam atau lebih per hari memiliki risiko 12% lebih tinggi terkena ASCVD dibandingkan dengan mereka yang membatasi waktu menonton TV hingga satu jam atau kurang, terlepas dari risiko genetik mereka terhadap diabetes.

Waktu menonton TV yang lebih sedikit dapat membantu individu berisiko tinggi: Orang dengan risiko genetik tinggi untuk diabetes Tipe 2 yang menonton TV satu jam atau kurang setiap hari memiliki risiko 10 tahun lebih rendah untuk terkena ASCVD (2,13%) dibandingkan dengan orang dengan risiko genetik rendah yang menonton TV dua jam atau lebih setiap hari (2,46%).

Genetika bukanlah takdir: Bahkan mereka yang memiliki risiko genetik tinggi untuk diabetes tidak melihat peningkatan risiko penyakit jantung selama mereka membatasi waktu menonton TV hingga satu jam atau kurang per hari.

Dr. Mengyao Wang, penulis pertama studi dan lulusan Ph.D. baru-baru ini dari Universitas Hong Kong, menekankan pentingnya temuan ini.

“Orang dengan risiko genetik tinggi untuk diabetes tipe 2 dapat secara signifikan menurunkan peluang mereka untuk terkena penyakit jantung dan stroke hanya dengan mengurangi waktu menonton TV.

Hal ini menunjukkan bahwa membatasi menonton TV dapat menjadi perubahan gaya hidup yang efektif untuk mencegah penyakit kardiovaskular,” katanya.

Para ahli percaya bahwa temuan ini memperkuat pentingnya mengurangi perilaku tidak aktif.

Dr. Damon Swift, seorang profesor madya di University of Virginia dan ketua Komite Aktivitas Fisik American Heart Association, mengomentari penelitian tersebut.

“Penelitian ini menyoroti bagaimana perubahan gaya hidup kecil, seperti menonton lebih sedikit TV, dapat meningkatkan kesehatan jantung untuk semua orang, termasuk mereka yang memiliki risiko genetik tinggi untuk diabetes.”

Swift juga menunjukkan bahwa duduk dalam waktu lama—baik di rumah maupun di tempat kerja—dapat berbahaya, dan intervensi harus difokuskan pada membantu orang memecah waktu tidak aktif mereka dengan lebih banyak bergerak.

Meskipun penelitian ini melibatkan sejumlah besar peserta, sebagian besar adalah orang dewasa kulit putih Inggris, yang berarti hasilnya mungkin tidak berlaku untuk kelompok etnis lain atau orang-orang di negara lain.

Penelitian selanjutnya perlu meneliti apakah hubungan yang sama antara waktu menonton TV, genetika, dan risiko penyakit jantung berlaku untuk populasi yang lebih beragam.

Secara keseluruhan, penelitian ini menambah bukti yang berkembang bahwa mengurangi waktu menonton TV dan tetap aktif dapat menjadi langkah sederhana namun ampuh menuju kesehatan jantung yang lebih baik.

× Image