Home > Didaktika

Masalah Jantung Dini Terkait dengan Volume Otak yang Lebih Kecil

Penelitian tersebut menyoroti hubungan yang kuat antara kesehatan jantung dan kesehatan otak seiring bertambahnya usia.
Shutterstock
Shutterstock

Orang yang menunjukkan tanda-tanda awal masalah jantung mungkin juga mulai mengalami perubahan di otak mereka yang berhubungan dengan demensia —seperti penyusutan volume otak— menurut meta-analisis baru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology.

Meskipun penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa masalah jantung menyebabkan hilangnya sel otak, penelitian tersebut menyoroti hubungan yang kuat antara kesehatan jantung dan kesehatan otak seiring bertambahnya usia.

Dr. Frank J. Wolters, penulis utama penelitian dan peneliti di Erasmus University Medical Center di Rotterdam, menjelaskan pentingnya temuan tersebut.

"Tinjauan ini menunjukkan bahwa kesehatan jantung yang lebih baik dikaitkan dengan volume otak yang lebih besar, yang menunjukkan bahwa menjaga kesehatan jantung juga dapat membantu melindungi daya ingat dan kemampuan berpikir di kemudian hari."

Tim peneliti menganalisis data dari tujuh penelitian berbeda yang dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat, yang melibatkan total 10.889 peserta.

Usia rata-rata mereka yang terlibat adalah 67 tahun. Semua peserta telah menjalani penilaian jantung untuk mendeteksi tanda-tanda awal disfungsi, bersama dengan pemindaian otak MRI untuk mengevaluasi ukuran otak mereka.

Penilaian jantung difokuskan pada dua jenis masalah pada cara jantung memompa darah:

Disfungsi sistolik, ketika ruang pompa utama jantung (ventrikel kiri) tidak berkontraksi cukup kuat untuk mendorong darah keluar secara efektif.

Disfungsi diastolik, ketika ventrikel kiri mengalami kesulitan untuk rileks di antara detak dan tidak terisi cukup darah.

Para peneliti menemukan bahwa orang dengan disfungsi sistolik sedang hingga berat memiliki volume otak total yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang memiliki fungsi jantung normal.

Bahkan orang dengan disfungsi diastolik ringan menunjukkan tanda-tanda perubahan otak, termasuk hipokampus yang lebih kecil, yang merupakan area otak utama yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran.

Ini penting karena hipokampus adalah salah satu area pertama yang terpengaruh pada penyakit Alzheimer.

“Hasil ini menunjukkan bahwa bahkan masalah ringan pada fungsi jantung—terutama bagaimana jantung terisi darah—dapat dikaitkan dengan efek berbahaya pada otak,” kata Dr. Wolters.

“Menyaring orang dengan masalah jantung untuk tanda-tanda masalah memori atau berpikir dapat membantu mendeteksi penurunan kognitif lebih awal dan memungkinkan intervensi lebih awal.”

Meskipun penelitian ini memberikan wawasan yang berharga, penelitian ini juga memiliki keterbatasan.

Sebagian besar peserta berkulit putih, yang berarti hasilnya mungkin tidak berlaku untuk semua kelompok ras atau etnis.

Selain itu, karena penelitian yang disertakan bersifat observasional, meta-analisis tidak dapat mengonfirmasi hubungan sebab dan akibat—hanya hubungan yang kuat.

Tetap saja, temuan ini melengkapi kumpulan penelitian yang menunjukkan bahwa kesehatan jantung dan otak saling terkait erat.

Fungsi jantung yang buruk dapat mengurangi aliran darah ke otak, memengaruhi strukturnya, dan berpotensi meningkatkan risiko penurunan kognitif dan demensia.

Sebagai kesimpulan, menjaga kesehatan jantung yang baik—melalui olahraga teratur, makan sehat, kontrol tekanan darah, dan pengobatan dini masalah jantung—dapat menjadi bagian penting dalam melindungi kesehatan otak seiring bertambahnya usia.

Penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama yang melibatkan populasi yang lebih beragam, untuk lebih memahami bagaimana kondisi jantung dapat berkontribusi terhadap perubahan otak jangka panjang dan risiko demensia.

Temuan penelitian dapat ditemukan di Neurology.

× Image