Home > Didaktika

Para Ilmuwan Menemukan Cara untuk Membuat Pengobatan Kanker Bekerja Lebih Baik

Dengan menghentikan kanker dari "mencari" makanan melalui makropinositosis, para peneliti mampu melemahkan pertahanannya, sehingga kemoterapi dan imunoterapi menjadi lebih efektif.
  iStock/courtneyk
iStock/courtneyk

Kanker tidak tumbuh sendiri. Tumor hidup di lingkungan yang padat di dalam tubuh, dikelilingi oleh sel-sel imun, jaringan ikat, pembuluh darah, dan jalinan protein serta gula yang membentuk struktur jaringan.

Para ilmuwan menyebut lingkungan ini "lingkungan mikro tumor".

Sebagaimana manusia bergantung pada lingkungannya untuk makanan, air, dan tempat berlindung, sel kanker juga bergantung pada lingkungan mikro ini untuk mendapatkan sumber daya tambahan yang dibutuhkan untuk tumbuh dan menyebar.

Adenokarsinoma duktal pankreas, atau PDAC, adalah jenis kanker pankreas yang paling umum dan salah satu yang paling mematikan. Kanker ini sangat ahli dalam "memancing" makanan di lingkungannya.

Ia mengubah permukaan selnya untuk mengambil nutrisi dari bahan seperti jeli di antara sel, yang disebut matriks ekstraseluler. Proses ini dikenal sebagai makropinositosis.

Proses ini memungkinkan kanker untuk menarik protein dan molekul lain untuk memberi makan dirinya sendiri.

Namun, "memancing energi" ini tidak hanya memberi makan kanker. Hal ini juga mengubah lingkungan tumor.

Jaringan ikat menjadi kaku dan padat, sehingga menyulitkan sel imun untuk masuk ke dalam tumor. Hal ini menciptakan penghalang pelindung bagi kanker, membantunya menghindari serangan.

Para peneliti di Sanford Burnham Prebys Cancer Center ingin melihat apa yang akan terjadi jika mereka memblokir makropinositosis pada PDAC.

Studi mereka, yang diterbitkan di Cancer Cell pada Juli 2025, menemukan bahwa menghentikan proses ini dapat membentuk kembali lingkungan tumor sehingga pengobatan kanker menjadi lebih efektif.

Tim pertama-tama mengamati sel-sel jaringan ikat khusus yang disebut fibroblas. Normalnya, fibroblas membantu menjaga jaringan sehat.

Namun, di dekat tumor, beberapa fibroblas "diprogram ulang" menjadi fibroblas terkait kanker, atau CAF, yang membantu pertumbuhan kanker.

CAF menyediakan nutrisi, mengirimkan sinyal pertumbuhan, dan berkontribusi pada jaringan padat yang memblokir pengobatan dan sel imun.

Salah satu nutrisi utama yang diperebutkan oleh sel PDAC dan CAF adalah glutamin, asam amino yang membantu membangun protein.

PDAC sangat bergantung pada glutamin, sehingga CAF sering kali mengalami kekurangan glutamin.

Ketika para peneliti memblokir makropinositosis pada CAF, sel-sel tersebut tidak dapat mencari glutamin dengan cara yang sama.

Hal ini menyebabkan pergeseran jenis CAF: alih-alih lebih banyak miofibroblas penghasil jaringan kaku, terdapat lebih banyak CAF inflamasi. CAF inflamasi ini dapat mengubah lingkungan tumor menjadi kurang kokoh.

Para peneliti melihat perbedaan yang signifikan. Kolagen berkurang, yang berarti jaringan di sekitar tumor lebih lunak.

Pembuluh darah lebih lebar, yang dapat membantu obat masuk lebih mudah. Yang terpenting, lebih banyak sel imun—termasuk sel T CD4+ dan CD8+—yang mampu menginfiltrasi tumor.

Untuk melihat bagaimana hal ini dapat bekerja dalam pengobatan, tim menggabungkan penghambat makropinositosis yang disebut EIPA dengan terapi kanker lainnya.

Ketika digunakan dengan obat imunoterapi anti-PD-1, kombinasi tersebut memperlambat penyebaran tumor dan membantu tikus hidup lebih lama.

PD-1 adalah protein pada sel T yang mengurangi aktivitasnya, sehingga memblokirnya dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan kanker.

Mereka juga mencoba memberikan EIPA sebelum obat kemoterapi gemcitabine. Hal ini tidak hanya memperlambat pertumbuhan tumor pada tikus tetapi juga mengurangi penyebaran kanker kecil (mikrometastasis) di paru-paru.

Temuan ini menunjukkan bahwa menghambat kemampuan kanker untuk membersihkan sel dapat "membuka" tumor, membuatnya lebih rentan terhadap pengobatan.

Para peneliti percaya bahwa strategi ini dapat sangat berharga untuk kanker pankreas, yang menyebabkan lebih banyak kematian daripada hampir semua kanker lainnya tetapi hanya sekitar tiga persen dari semua kasus kanker.

Studi ini penting karena tidak hanya menargetkan sel kanker tetapi juga lingkungan di sekitarnya yang membantu mereka bertahan hidup.

Dengan menghentikan kanker dari "mencari" makanan melalui makropinositosis, para peneliti mampu melemahkan pertahanannya, sehingga kemoterapi dan imunoterapi menjadi lebih efektif.

Meskipun hasil ini baru pada tikus dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut sebelum pengujian pada manusia, pendekatan ini dapat mengarah pada terapi kombinasi yang ampuh.

Untuk kanker yang sesulit PDAC untuk diobati, peningkatan kecil dalam efektivitas pengobatan sekalipun dapat berarti kelangsungan hidup yang lebih lama dan hasil yang lebih baik bagi pasien.

Studi ini dipublikasikan di Cancer Cell.

× Image