Chris Martin telah membuka diri tentang perjuangannya melawan depresi dan bagaimana ia membantu meningkatkan suasana hatinya.

Vokalis Coldplay berusia 48 tahun ini telah melakukan tur keliling dunia untuk Music of the Spheres World Tour sejak 2022 dan mengaku bahwa ia bisa merasa sedih saat bepergian keliling dunia.

Namun, ia telah berbagi cara favoritnya untuk tetap bersemangat - dan berharap orang lain juga dapat menemukan penghiburan dengan mencoba hal-hal baru.

Berbicara kepada penggemar melalui Instagram setelah tampil di Hong Kong pada hari Senin, penyanyi itu bilang,"Saya melihat beberapa orang baru-baru ini, termasuk saya, sedikit berjuang melawan depresi, jadi saya akan memberi tahu Anda beberapa hal yang telah membantu saya dalam tur dan secara umum dengan harapan mungkin beberapa di antaranya juga baik untuk Anda."

Sambil berbagi kiat-kiatnya, ia melanjutkan,"Hal pertama yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah bahwa ada sesuatu yang disebut menulis bebas di mana Anda menulis selama 12 menit, semua pikiran Anda, lalu Anda membakarnya atau membuangnya. Itu sangat bagus."

"Meditasi transendental sungguh luar biasa bagi saya... Ada yang disebut Propriosepsi yang seperti gerakan tubuh untuk membantu menyeimbangkan otak Anda."

"Ada seorang pria bernama Jim Costello, yang melakukan Metode Costello yang sangat membantu - khususnya bagi kaum muda dengan ADHD atau autisme."

Ia kemudian menyebutkan sebuah buku berjudul The Oxygen Advantage karya Patrick G. Mckeown, musik psikedelik Johns Hopkins, dan film Sing Sing sebagai metode lain untuk membangkitkan semangat.

Penyanyi Yellow itu juga menyoroti artis musik baru bernama Chloe Qisha - dengan menyatakan, "Musiknya membuat saya bahagia".

Sambil mengarahkan videonya ke sebuah alun-alun, ia menambahkan, "Ada beberapa orang yang menari di sana, jadi mungkin juga ikut menari. Itulah beberapa hal yang membantu saya tetap bersyukur dan bahagia karena masih hidup."

Para penggemar masih punya beberapa bulan lagi untuk menyaksikan Coldplay di jalan karena tur epik yang akan berlangsung selama 225 hari itu akhirnya akan berakhir di London pada 8 September.