Seperti Fiksi Ilmiah, Teknologi Pencetakan 3D Mampu Membangun Kembali Tulang

Apa yang dulu terdengar seperti fiksi ilmiah kini menjadi kenyataan —pencetakan 3D mengubah cara dokter memperbaiki tulang dan jaringan tubuh.
Teknologi canggih ini, yang juga dikenal sebagai manufaktur aditif, membangun objek lapis demi lapis dari desain digital.
Teknologi ini sudah digunakan untuk membuat implan dan prostetik khusus, tetapi kini teknologi ini melangkah lebih jauh dengan menciptakan jaringan hidup yang dapat membantu tubuh menyembuhkan dirinya sendiri.
Area baru yang disebut bioprinting menggunakan perancah—struktur cetak kecil yang diisi dengan sel-sel seseorang—untuk memandu pertumbuhan jaringan.
Karena sel-sel tersebut berasal dari pasien, tubuh cenderung tidak menolak implan.
Jaringan baru dapat sembuh lebih cepat dan bekerja lebih baik. Para ilmuwan bahkan bermimpi suatu hari nanti dapat mencetak organ lengkap, yang dapat membantu mengatasi kekurangan donor global.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dokter adalah memperbaiki cedera tulang yang besar atau kompleks, yang dapat diakibatkan oleh kecelakaan, pembedahan, atau kondisi kelahiran.
Cangkok tulang tradisional sering kali sulit sembuh dengan baik karena tubuh kesulitan menumbuhkan pembuluh darah baru di dalam cangkokan. Tanpa aliran darah, penyembuhan berlangsung lambat atau tidak tuntas.
Di seluruh Eropa, para ilmuwan tengah berupaya menemukan solusi mutakhir menggunakan pencetakan 3D.
Di Institut Bioteknologi Catalonia, para peneliti menciptakan perancah cetak dari bahan yang dapat terurai secara hayati yang mendukung pertumbuhan tulang dan pembuluh darah.
Perancah ini telah menunjukkan keberhasilan dalam uji lab dengan membantu sel punca tumbuh dan menarik pembuluh darah baru ke lokasi cedera.
Di Norwegia, para ilmuwan di Universitas Bergen menggunakan sel punca pasien sendiri untuk mencetak pengganti tulang yang dipersonalisasi.
Penggantian tulang ini dirancang agar pas dan membantu tubuh menerima jaringan baru tanpa komplikasi.
Smart Bone Regeneration (SBR), yang didanai oleh Uni Eropa, melangkah lebih jauh dengan menambahkan sensor ke implan.
Sensor ini dapat melacak seberapa baik tulang sembuh, membantu dokter merespons masalah apa pun sejak dini.
Di Jerman, Pusat Penelitian Tulang, Sendi, dan Jaringan Lunak Translasional menggabungkan semen tulang dan gel lunak yang diisi dengan sel hidup untuk menciptakan implan yang lebih kuat dan lebih alami.
Sementara itu, perusahaan BellaSeno tengah mengembangkan perancah tulang cetak 3D khusus dalam kemitraan dengan rumah sakit terkemuka di Berlin, yang bertujuan untuk membawa implan ini ke penggunaan rumah sakit secara rutin.
Meskipun kemajuan ini menggembirakan, masih ada tantangan yang harus dipecahkan.
Implan harus tetap kuat dan aman selama bertahun-tahun, dan itu berarti mengujinya dalam studi jangka panjang dan memenuhi standar keselamatan medis yang ketat.
Namun dengan para ilmuwan, insinyur, dan dokter yang bekerja sama, masa depan perbaikan tulang dan jaringan yang dipersonalisasi tampak cerah.
Suatu hari nanti, dokter Anda mungkin akan merawat tulang yang patah dengan implan yang dibuat khusus untuk Anda—dibuat oleh printer 3D.