Home > Didaktika

Mengapa Telur Cenderung Tidak Retak Jika Dijatuhkan Miring

Temuan ini menantang kepercayaan umum bahwa telur lebih kuat jika mendarat tegak.
Unsplash
Unsplash

Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Communications Physics telah mengungkap bahwa telur sebenarnya lebih kecil kemungkinannya retak jika dijatuhkan miring dibandingkan jika dijatuhkan vertikal.

Temuan ini menantang kepercayaan umum bahwa telur lebih kuat jika mendarat tegak, sebuah konsep yang sering diajarkan di kelas selama "tantangan menjatuhkan telur," di mana siswa mencoba mencegah telur pecah setelah jatuh.

Para peneliti, yang dipimpin oleh Tal Cohen, melakukan serangkaian 180 uji jatuh untuk membandingkan bagaimana telur pecah saat dijatuhkan dari ketinggian yang berbeda—8, 9, dan 10 milimeter—ke permukaan yang keras.

Tim tersebut menjatuhkan 60 telur untuk setiap ketinggian, baik vertikal maupun horizontal.

Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa telur yang dijatuhkan vertikal jauh lebih mungkin retak, bahkan dari ketinggian terendah 8 milimeter.

Lebih dari separuh telur yang dijatuhkan vertikal pecah, terlepas dari ujung mana yang menghadap ke bawah.

Sebaliknya, kurang dari 10% telur yang dijatuhkan horizontal pecah dari ketinggian yang sama.

Untuk memahami alasannya, para peneliti melakukan uji kompresi tambahan pada 60 telur lagi.

Uji ini mengukur jumlah gaya yang dibutuhkan untuk memecahkan telur, baik secara vertikal maupun horizontal.

Meskipun dibutuhkan sekitar 45 newton gaya untuk memecahkan telur di kedua arah, telur yang dikompresi secara horizontal mampu menahan lebih banyak tekanan sebelum retak.

Ini menunjukkan bahwa telur lebih fleksibel di sekitar ekuatornya, yang memungkinkannya menyerap lebih banyak energi dan menahan pecah.

Para peneliti percaya bahwa kesalahpahaman umum tentang kekuatan vertikal berasal dari kebingungan antara kekakuan dan ketangguhan.

Telur memang lebih kaku saat dikompresi secara vertikal, yang berarti telur tahan terhadap pembengkokan.

Namun, kekakuan tidak sama dengan ketangguhan—kemampuan untuk menyerap energi dan menahan retak.

Faktanya, telur lebih kuat saat dikompresi dari samping, itulah sebabnya telur lebih tahan jatuh dalam orientasi itu.

Temuan penelitian ini dapat melampaui telur dan memiliki implikasi untuk rekayasa dan desain.

Memahami bagaimana objek seperti telur merespons berbagai jenis tekanan dan benturan dapat menginspirasi struktur yang lebih kuat dan lebih tangguh yang lebih tahan terhadap guncangan dan beban dinamis.

Jadi, lain kali Anda memegang telur, ingatlah: telur lebih kuat jika dibaringkan miring.

Penemuan kecil ini tidak hanya mengubah cara pandang kita terhadap telur, tetapi juga menawarkan wawasan baru tentang kekuatan dan desain material di dunia teknik.

× Image