Statin Bisa Membantu Memperlambat Kehilangan Otot Dada Perokok Aktif

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa statin dapat membantu memperlambat kehilangan otot dada pada perokok aktif dan mantan perokok, sementara aspirin dapat melakukan hal yang sebaliknya—mungkin mempercepat kehilangan otot.
Temuan ini sangat penting bagi orang dengan penyakit paru kronis, seperti PPOK, yang sudah menghadapi risiko lebih tinggi kehilangan otot seiring berjalannya waktu.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Chronic Obstructive Pulmonary Diseases: Journal of the COPD Foundation edisi Januari 2025.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana dua obat umum—statin, yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, dan aspirin, yang sering dikonsumsi untuk melindungi jantung—mempengaruhi kesehatan otot pada kelompok berisiko tinggi: orang yang merokok atau pernah merokok.
Merokok merupakan penyebab utama penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kondisi paru-paru serius yang meliputi bronkitis kronis dan emfisema.
PPOK membuat pernapasan menjadi lebih sulit dan memengaruhi lebih dari 30 juta orang di AS.
Ini juga merupakan penyebab kematian terbanyak keempat di seluruh dunia. Satu masalah yang kurang dikenal pada penderita PPOK adalah kehilangan otot, terutama di dada.
Ketika otot melemah, pernapasan dan aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit.
Untuk memahami bagaimana obat-obatan memengaruhi kesehatan otot, para peneliti menggunakan pemindaian dada dari 4.191 peserta dalam studi COPDGene, sebuah proyek penelitian jangka panjang yang mengamati genetika dan efek PPOK.
Mereka mengukur ukuran dan kepadatan otot pektoral (dada) pada dua waktu yang berbeda untuk melihat apakah otot-otot tersebut mengecil atau melemah seiring berjalannya waktu.
Peneliti utama, Dr. Toru Shirahata dari Rumah Sakit Brigham and Women’s dan Sekolah Kedokteran Harvard, menjelaskan motivasi di balik penelitian tersebut.
“Perokok dan mantan perokok sering kali memiliki penyakit jantung dan diabetes, sehingga mereka biasanya diberi resep statin dan aspirin.
Dengan mempelajari efeknya pada otot dada, kami menemukan bahwa statin dapat membantu mengurangi kehilangan otot, sementara aspirin dapat menyebabkan lebih banyak kehilangan otot.”
Temuan ini dapat membantu dokter mengelola kesehatan jangka panjang pasien dengan riwayat merokok, terutama mereka yang menderita PPOK.
Karena kehilangan otot pada pasien PPOK dapat menyebabkan kesehatan yang lebih buruk dan kualitas hidup yang lebih buruk, memahami bagaimana obat-obatan sehari-hari memengaruhi otot merupakan langkah penting dalam mempersonalisasi perawatan.
Penting untuk diingat, bahwa penelitian ini hanya melihat gambar otot dan tidak dapat membuktikan bahwa statin secara langsung melindungi otot atau bahwa aspirin secara langsung menyebabkan kerusakan.
Para peneliti tidak melihat olahraga, diet, atau faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi ukuran otot.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hasil dan memahami mengapa aspirin dapat dikaitkan dengan kehilangan otot yang lebih besar.
Namun, temuan awal ini menunjukkan bahwa statin dapat menawarkan beberapa manfaat otot yang tidak terduga, sementara risiko aspirin mungkin perlu dipertimbangkan kembali bagi orang-orang dengan PPOK atau riwayat merokok.
Dokter mungkin akhirnya mencari cara baru untuk mengelola kesehatan jantung dan kesehatan otot secara bersamaan, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
Penelitian ini merupakan pengingat bahwa obat-obatan dapat memiliki efek di luar tujuan awalnya, dan bahwa pilihan pengobatan yang cermat dapat membantu melindungi pasien dalam lebih dari satu cara.
Jika Anda khawatir tentang kesehatan otot, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda tentang bagaimana obat-obatan, gaya hidup, dan pola makan Anda dapat memengaruhi kekuatan Anda —terutama seiring bertambahnya usia atau jika Anda memiliki riwayat merokok.
Studi selengkapnya tersedia di Chronic Obstructive Pulmonary Diseases: Journal of the COPD Foundation.