Home > Didaktika

Inilah Faktor Risiko Umum Stroke Pada Wanita

Meskipun banyak orang menganggap stroke sebagai masalah kesehatan yang sebagian besar menyerang pria lanjut usia, kenyataannya wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dan lebih mungkin meninggal karenanya.
Adobe Stock/peopleimages.com
Adobe Stock/peopleimages.com

Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang pada wanita.

Meskipun banyak orang menganggap stroke sebagai masalah kesehatan yang sebagian besar menyerang pria lanjut usia, kenyataannya wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dan lebih mungkin meninggal karenanya.

Memahami hal-hal yang meningkatkan risiko stroke pada wanita penting untuk pencegahan.

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau ketika pembuluh darah di otak pecah. Ketika sel-sel otak kekurangan oksigen, sel-sel tersebut mulai mati dalam hitungan menit.

Perawatan yang cepat sangat penting, tetapi mencegah stroke sejak awal jauh lebih baik.

Banyak faktor risiko stroke yang sama untuk pria dan wanita, tetapi beberapa di antaranya khusus untuk wanita atau memengaruhi wanita lebih kuat.

Faktor risiko stroke yang paling umum meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.

Menurut American Heart Association, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terpenting untuk stroke baik pada pria maupun wanita.

Namun, wanita lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi di kemudian hari, terutama setelah menopause.

Saat kadar estrogen menurun, efek perlindungan yang dimilikinya pada pembuluh darah juga memudar, sehingga tekanan darah tinggi lebih mungkin terjadi.

Faktor utama lainnya adalah perubahan hormonal. Kondisi dan pengobatan terkait hormon tertentu dapat meningkatkan risiko stroke pada wanita.

Misalnya, pil KB, terutama yang memiliki kadar estrogen tinggi, telah dikaitkan dengan risiko pembekuan darah dan stroke yang lebih tinggi, terutama pada wanita yang juga merokok atau memiliki tekanan darah tinggi.

Kehamilan juga meningkatkan risiko stroke, terutama pada trimester ketiga dan minggu-minggu setelah melahirkan.

Beberapa kondisi terkait kehamilan, seperti preeklamsia dan diabetes gestasional, juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena stroke di kemudian hari.

Migrain dengan aura merupakan faktor risiko lain yang lebih banyak memengaruhi wanita daripada pria.

Migrain dengan aura adalah jenis sakit kepala yang disertai gangguan visual atau sensorik, seperti kilatan cahaya atau kulit kesemutan.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami migrain disertai aura memiliki risiko lebih besar terkena stroke, terutama jika mereka juga merokok atau menggunakan pil KB.

Kesehatan mental juga berperan. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita lebih mungkin mengalami depresi dan stres kronis, yang keduanya terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi.

Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan peradangan dalam tubuh, yang keduanya dapat merusak pembuluh darah seiring berjalannya waktu.

Selain itu, wanita lebih mungkin menunda mencari perawatan medis saat gejala stroke muncul, yang dapat menyebabkan hasil yang lebih buruk.

Ras dan usia juga penting. Wanita kulit hitam dan wanita Hispanik lebih mungkin terkena stroke pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan wanita kulit putih.

Wanita yang lebih tua secara umum memiliki risiko lebih tinggi karena mereka cenderung hidup lebih lama daripada pria, dan risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia.

Untungnya, banyak dari faktor risiko ini dapat dikelola. Pemeriksaan rutin untuk memantau tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah dapat membantu.

Pilihan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, mengonsumsi makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dapat menurunkan risiko secara signifikan.

Wanita yang sedang hamil atau berencana menggunakan alat kontrasepsi hormonal harus berkonsultasi dengan dokter tentang risiko stroke dan pilihan yang lebih aman jika diperlukan.

Simpulannya, wanita menghadapi beberapa risiko stroke yang unik akibat perubahan hormonal, kehamilan, migrain, dan stres emosional.

Dikombinasikan dengan faktor umum seperti tekanan darah tinggi dan merokok, hal ini dapat meningkatkan kemungkinan stroke jika tidak ditangani dengan hati-hati.

Mengetahui risiko dan mengambil langkah untuk menguranginya dapat membantu wanita melindungi kesehatan otak mereka dan hidup lebih lama serta lebih sehat.

× Image