Pengguna Rokok Elektrik Berisiko Gagal Jantung 19 Persen Lebih Tinggi
Pengguna rokok elektrik atau vape berhati-hatilah, ternyata vaping berisiko gagal jantung 19 persen lebih tinggi.
Studi tersebut mencatat bahwa vaping secara khusus meningkatkan risiko suatu bentuk kegagalan panas yang dikenal sebagai gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang dipertahankan.
Orang yang menggunakan vape memiliki risiko gagal jantung lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan rokok elektrik.
Menurut studi baru yang diterbitkan oleh American College of Cardiology, para peneliti menganalisis data dari penelitian yang lebih besar yang meneliti hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan kasus-kasus baru gagal jantung.
Peneliti menemukan bahwa di antara 175,667 peserta, mereka yang pernah menggunakan rokok elektrik 19% lebih mungkin mengalami gagal jantung.
“Semakin banyak penelitian yang menghubungkan rokok elektrik dengan efek berbahaya dan menemukan bahwa rokok elektrik mungkin tidak seaman yang diperkirakan sebelumnya,” kata penulis utama studi tersebut, Dr. Yakubu Bene-Alhasan.
“Perbedaan yang kami lihat sangat besar. Ada baiknya mempertimbangkan konsekuensinya terhadap kesehatan Anda, terutama yang berkaitan dengan kesehatan jantung.”
Ketika para peneliti mengamati berbagai jenis gagal jantung, studi tersebut mencatat bahwa mereka menemukan bahwa penggunaan rokok elektrik secara khusus meningkatkan risiko satu jenis gagal jantung yang disebut HFpEF.
HFpEF atau gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang diawetkan, di mana otot jantung menjadi kaku dan tidak terisi darah dengan baik di antara kontraksi.
Data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan bahwa di AS, 4,5% orang dewasa berusia di atas 18 tahun menggunakan rokok elektrik.
Sementara itu, 25,2% siswa SMP dan SMA yang menggunakan rokok elektrik dilaporkan menggunakannya setiap hari, dan 89,4% melaporkan penggunaan rokok elektrik beraroma.
CDC juga mencatat bahwa sebagian besar rokok tersebut mengandung nikotin, yang sangat membuat ketagihan dan juga membahayakan perkembangan otak pada orang muda.