Waspadalah...Terlalu Sedikit Tidur Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi
Temuan terbaru yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Tahunan American College of Cardiology mengungkapkan adanya korelasi yang mengkhawatirkan antara durasi tidur yang pendek dan peningkatan risiko terkena tekanan darah tinggi.
Analisis ekstensif ini, yang mengumpulkan data dari 16 penelitian yang tersebar di enam negara dan melibatkan lebih dari satu juta peserta, menggarisbawahi potensi risiko kesehatan jika tidur kurang dari yang direkomendasikan yaitu tujuh hingga delapan jam per malam.
Penelitian yang dipimpin oleh Kaveh Hosseini, MD, asisten profesor kardiologi di Tehran Heart Center di Iran, berfokus pada individu yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.
Selama masa tindak lanjut rata-rata lima tahun, para peneliti menemukan bahwa mereka yang melaporkan tidur kurang dari tujuh jam semalam, 7% lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi.
Risiko ini meningkat menjadi 11% bagi mereka yang tidur kurang dari lima jam.
Temuan ini menyoroti pentingnya durasi tidur terhadap kesehatan jantung, terutama bila dibandingkan dengan faktor risiko yang diketahui seperti diabetes dan merokok, yang meningkatkan risiko hipertensi setidaknya 20%.
Menariknya, penelitian ini juga mencatat bahwa hubungan antara durasi tidur dan perkembangan hipertensi tidak berbeda secara signifikan seiring bertambahnya usia, meskipun terdapat persepsi umum bahwa pola tidur berubah seiring bertambahnya usia.
Usia kelompok peserta berkisar antara 35,4 hingga 60,9 tahun, dengan mayoritas adalah perempuan.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa wanita yang tidur kurang dari tujuh jam menghadapi risiko 7% lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan pria.
Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya perbedaan gender dalam cara tidur mempengaruhi tekanan darah.
Alasan di balik korelasi ini belum sepenuhnya dipahami, namun gangguan tidur bisa menjadi faktor utama.
Kebiasaan gaya hidup, masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, serta kondisi kesehatan fisik seperti sleep apnea, semuanya dapat berkontribusi pada durasi tidur yang lebih pendek dan risiko kesehatan selanjutnya.
Sleep apnea, khususnya, telah dikaitkan erat dengan tingginya insiden tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit arteri koroner.
Mengingat hubungan ini, penting bagi individu untuk mendiskusikan pola tidur mereka dengan penyedia layanan kesehatan, terutama jika mereka mengalami gejala gangguan tidur.
Studi ini mengakui beberapa keterbatasan, termasuk ketergantungan pada data yang dilaporkan sendiri mengenai durasi tidur dan ketidakkonsistenan dalam definisi tidur pendek di berbagai makalah penelitian.
Perlunya metode yang lebih tepat, seperti polisomnografi, ditekankan untuk lebih memahami hubungan antara kualitas tidur dan hasil kesehatan.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membakukan definisi durasi tidur pendek dalam penelitian ilmiah untuk memastikan temuan konsisten dan dapat diterapkan di berbagai populasi.
Temuan ini tidak hanya berkontribusi pada pemahaman kita tentang dampak tidur terhadap kesehatan tetapi juga menunjukkan bahwa meningkatkan kebersihan tidur bisa menjadi cara sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular terkait.
Ketika penelitian terus mengungkap kompleksitas tidur dan kesehatan, jelas bahwa memastikan tidur yang cukup sama pentingnya dengan pola makan dan olahraga dalam menjaga kesehatan jantung.