Menopause Dini Bisa Tingkatkan Risiko Sindrom Metabolik yang Berbahaya

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami menopause lebih awal mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik, suatu kondisi serius yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Temuan penting ini disampaikan pada Pertemuan Tahunan The Menopause Society 2025 di Orlando.
Sindrom metabolik bukan hanya satu penyakit—melainkan sekelompok masalah kesehatan yang terjadi bersamaan.
Ini termasuk tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kadar lemak tinggi dalam darah (terutama trigliserida), dan lemak perut berlebih.
Masing-masing masalah ini berisiko, tetapi jika digabungkan, semuanya secara dramatis meningkatkan risiko masalah kesehatan utama, termasuk penyumbatan arteri, pembekuan darah, kerusakan organ, dan bahkan kanker tertentu.
Para peneliti ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana usia seorang perempuan mengalami menopause alami memengaruhi peluangnya untuk terkena sindrom metabolik di kemudian hari.
Mereka mempelajari rekam medis elektronik lebih dari 234.000 perempuan yang telah mengalami menopause alami antara usia 30 dan 60 tahun.
Penelitian ini tidak mengikutsertakan perempuan yang mengalami menopause karena operasi (seperti histerektomi), perawatan kanker, atau yang sedang menjalani terapi hormon.
Secara keseluruhan, 11,7% perempuan dalam penelitian ini mengalami sindrom metabolik.
Namun, ketika diteliti lebih lanjut, mereka menemukan bahwa 13,5% perempuan yang mengalami menopause dini mengalami kondisi tersebut, dibandingkan dengan hanya 10,8% perempuan yang mengalami menopause lanjut.
Setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti ras, pengobatan, dan berat badan, para peneliti menemukan bahwa menopause dini meningkatkan risiko sindrom metabolik sebesar 27%.
Jadi, apa hubungannya? Seiring bertambahnya usia perempuan, kadar estrogen menurun.
Estrogen berperan protektif dalam tubuh—membantu mengatur kadar lemak dan gula serta mendukung jantung dan pembuluh darah.
Ketika kadar estrogen turun lebih awal dari biasanya, tubuh dapat kehilangan perlindungan tersebut lebih cepat, sehingga membuat perempuan lebih rentan terhadap masalah kesehatan yang memicu sindrom metabolik.
Dr. Shefali Setia Verman dari University of Pennsylvania, salah satu peneliti utama, mengatakan bahwa usia menopause perempuan bukan hanya penanda kesuburan—tetapi juga tanda peringatan risiko kesehatan jangka panjang.
Mengetahui bahwa menopause dini meningkatkan risiko sindrom metabolik memberi dokter kesempatan untuk bertindak lebih cepat.
Hal ini dapat berarti merekomendasikan perubahan gaya hidup, pemeriksaan lebih sering, atau pengobatan dini untuk mencegah masalah kesehatan serius di kemudian hari.
Dr. Stephanie Faubion, direktur medis The Menopause Society, menambahkan bahwa studi ini menambah bukti yang semakin kuat bahwa menopause dini berkaitan dengan dampak kesehatan yang lebih buruk.
Semakin baik kita memahami risiko-risiko ini, semakin baik pula kita dapat membantu perempuan menghindarinya.
Singkatnya, perempuan yang mengalami menopause lebih awal dari rata-rata harus menyadari bahwa mereka mungkin menghadapi risiko sindrom metabolik yang lebih tinggi.
Mengetahui hal ini dapat membantu mereka—dan dokter mereka—mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan mereka sebelum masalah serius muncul.
Perubahan sederhana seperti mengonsumsi makanan sehat, tetap aktif, dan rutin memeriksa tekanan darah dan gula darah dapat memberikan dampak yang signifikan.
