Home > Didaktika

Studi Baru Ungkap Koneksi Otak Memprediksi Memori di Usia Tua

Temuan baru ini menunjukkan bahwa meskipun sinapsisnya lebih sedikit, sinapsis yang tersisa dapat beradaptasi dan mengimbangi kehilangan tersebut, sehingga membantu mempertahankan daya ingat.
Unsplash
Unsplash

Seiring bertambahnya usia, memori atau ingatan kita cenderung memudar, yang memengaruhi kemampuan kita untuk mengingat pengalaman pribadi.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan percaya bahwa hilangnya memori ini terutama disebabkan oleh penurunan alami jumlah duri dendritik—struktur kecil pada sel otak yang penting untuk membentuk koneksi, atau sinapsis, antara neuron.

Namun, sebuah studi baru menantang gagasan ini, yang menunjukkan bahwa kualitas koneksi ini, bukan kuantitasnya, adalah kunci untuk menjaga memori di usia tua.

Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan dari University of Alabama di Birmingham dan Rush University Medical Center, telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.

Penelitian ini berfokus pada bagaimana ukuran kepala duri dendritik—bagian dari koneksi antara sel-sel otak—dapat memprediksi seberapa baik orang dewasa yang lebih tua mempertahankan memori episodik mereka, yang merupakan kemampuan untuk mengingat kejadian sehari-hari dan pengalaman pribadi.

Selama bertahun-tahun, diperkirakan bahwa seiring bertambahnya usia, orang secara alami kehilangan duri dendritik dan sinapsis, yang menyebabkan penurunan memori.

Namun, temuan baru ini menunjukkan bahwa meskipun sinapsisnya lebih sedikit, sinapsis yang tersisa dapat beradaptasi dan mengimbangi kehilangan tersebut, sehingga membantu mempertahankan daya ingat.

Dr. Jeremy Herskowitz, penulis utama studi tersebut, menjelaskan pentingnya temuan tersebut.

"Penemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa bahkan pada individu yang sangat tua, seperti mereka yang berusia 80-an dan 90-an, masih ada cukup fleksibilitas dalam koneksi otak untuk mendukung daya ingat."

Hal ini membuka kemungkinan bahwa terapi yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan koneksi ini dapat membantu orang mempertahankan daya ingat mereka seiring bertambahnya usia atau bahkan mengatasi masalah daya ingat yang disebabkan oleh penyakit seperti Alzheimer."

Studi ini dimungkinkan oleh Religious Order Study and Rush Memory and Aging Project (ROSMAP), yang melibatkan orang dewasa yang lebih tua, termasuk biarawati Katolik, pendeta, dan biarawan, yang berpartisipasi dalam evaluasi kognitif dan medis tahunan dan menyumbangkan otak mereka untuk penelitian setelah kematian.

Para peneliti menganalisis sampel otak dari 128 peserta, dengan usia rata-rata 90,5 tahun, untuk mempelajari hubungan antara struktur tulang belakang dendritik dan kinerja daya ingat.

Para peneliti menemukan bahwa diameter kepala duri dendritik di korteks temporal—wilayah otak yang penting untuk memori jangka panjang—sangat terkait dengan kinerja memori yang lebih baik.

Dengan kata lain, kepala duri yang lebih besar dikaitkan dengan memori yang lebih kuat.

Studi ini menunjukkan bahwa menargetkan perawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan koneksi otak ini bisa lebih efektif dalam melestarikan memori daripada sekadar mencoba meningkatkan jumlah koneksi.

Tim peneliti berharap bahwa temuan ini akan mengarah pada terapi baru untuk kehilangan memori terkait usia dan penyakit Alzheimer.

× Image