Home > Gaya Hidup

Studi Berhasil Menemukan Kunci Keberhasilan Penurunan Berat Badan Jangka Panjang

Meskipun mengikuti diet rendah karbohidrat atau rendah lemak yang sehat secara ketat sangat penting untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek.
RyanKing999
RyanKing999

Sebuah studi baru-baru ini telah mengungkap perilaku penting dan penanda biologis yang memainkan peran penting dalam penurunan berat badan jangka pendek dan jangka panjang.

Meskipun mengikuti diet rendah karbohidrat atau rendah lemak yang sehat secara ketat sangat penting untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek, mempertahankan penurunan berat badan dari waktu ke waktu melibatkan faktor-faktor seperti bakteri usus dan protein tertentu yang diproduksi oleh tubuh.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Cell Reports Medicine.

Studi ini mengikuti 609 peserta yang mencatat makanan mereka setiap hari selama setahun.

Mereka mematuhi diet rendah lemak atau rendah karbohidrat, yang keduanya berfokus pada makanan berkualitas tinggi dan diproses secara minimal.

Selain melacak kepatuhan diet, peneliti juga memantau olahraga dan asupan kalori.

Namun, penemuan utamanya adalah bahwa mengurangi kalori atau berolahraga saja tidak cukup untuk mempertahankan penurunan berat badan dalam jangka panjang.

Peneliti mengalihkan perhatian mereka ke biomarker metabolik untuk memahami mengapa beberapa orang lebih berhasil daripada yang lain dalam mempertahankan penurunan berat badan.

Biomarker dan Metabolisme: Kunci Tersembunyi

Para peneliti mengidentifikasi beberapa biomarker yang memprediksi keberhasilan individu dalam menurunkan berat badan dan mempertahankannya.

Ini termasuk sinyal dari mikrobioma usus (komunitas bakteri yang hidup dalam sistem pencernaan kita), protein yang diproduksi oleh tubuh, dan kadar karbon dioksida yang dihembuskan.

Satu temuan penting adalah bahwa bakteri usus dan protein tertentu yang ada di awal penelitian dapat memprediksi apakah peserta akan berhasil menurunkan berat badan dan mempertahankan penurunan tersebut.

Selain itu, pengukuran yang disebut rasio pernapasan (RQ), yang merupakan rasio oksigen yang dihirup terhadap karbon dioksida yang dihembuskan, mengungkapkan apakah karbohidrat atau lemak digunakan sebagai bahan bakar utama tubuh.

Mereka yang memiliki RQ lebih tinggi di awal diet—yang menunjukkan bahwa tubuh mereka lebih suka membakar karbohidrat—cenderung menurunkan berat badan lebih banyak dengan diet rendah karbohidrat.

Temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik metabolisme pribadi memainkan peran penting dalam penurunan berat badan.

Misalnya, jika tubuh Anda lebih suka karbohidrat tetapi Anda terutama mengonsumsi lemak, akan menjadi lebih sulit untuk memetabolisme dan membakar kalori tersebut secara efisien.

Kualitas Makanan Lebih Penting daripada Kalori

Studi tersebut menekankan bahwa kualitas makanan yang dikonsumsi lebih penting daripada sekadar mengurangi kalori.

Baik peserta menjalani diet rendah karbohidrat atau rendah lemak, mereka yang berfokus pada makanan utuh dan tidak diolah lebih berhasil menurunkan berat badan.

Bagi individu yang menjalani diet rendah karbohidrat, para peneliti merekomendasikan untuk menyertakan lemak sehat seperti yang berasal dari alpukat, kacang-kacangan, dan zaitun, yang kaya akan vitamin K, C, dan E.

Sementara itu, peserta diet rendah lemak didorong untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi seperti biji-bijian utuh dan kacang-kacangan sambil menghindari gula tambahan.

Para peneliti juga menunjukkan bahwa pendekatan yang berhasil untuk menurunkan berat badan harus berfokus pada makanan apa yang harus disertakan dalam diet, daripada apa yang harus dikecualikan.

Perubahan pola pikir ini dapat menghasilkan keberhasilan jangka panjang yang lebih baik.

Diet yang Dipersonalisasi untuk Masa Depan

Ke depannya, tim peneliti berharap untuk mengembangkan diet yang dipersonalisasi berdasarkan mikrobioma usus, profil metabolisme, dan kecerdasan pernapasan individu.

Pendekatan yang dipersonalisasi ini dapat menawarkan solusi yang lebih efektif untuk manajemen berat badan jangka panjang.

Hingga rencana diet yang dipersonalisasi tersedia secara luas, penelitian tersebut menekankan bahwa memperhatikan kualitas makanan, bukan sekadar menghitung kalori, sangat penting untuk keberhasilan penurunan berat badan.

Mengonsumsi makanan berkualitas tinggi, tidak diolah, yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme Anda adalah kunci untuk mengelola berat badan secara efektif.

Jika Anda tertarik untuk menurunkan berat badan, penelitian lain telah mengaitkan diet populer tertentu dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker.

Selain itu, beberapa latihan telah ditemukan menawarkan manfaat unik untuk menurunkan berat badan.

Misalnya, diet "hijau" telah terbukti jauh lebih efektif dalam mengurangi lemak perut, dan beberapa obat diabetes terbaru dapat membantu menurunkan berat badan dan kadar gula darah.

Penelitian yang mendalam ini diterbitkan dalam Cell Reports Medicine, menambah kumpulan penelitian yang berkembang tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan penurunan berat badan jangka panjang. (kpo)

× Image