Home > Didaktika

Mengapa 1 dari 5 Orang Menolak Mengonsumsi Statin Meski Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Salah satu temuan paling mengejutkan dari penelitian ini adalah bahwa wanita jauh lebih mungkin menolak statin daripada pria.

Penyakit jantung merupakan masalah global dan penyebab kematian utama di Amerika Serikat, merenggut satu nyawa setiap 34 detik, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Untuk membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, dokter sering merekomendasikan statin, sejenis obat yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

Namun, sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa sejumlah orang yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung menolak mengonsumsi statin, bahkan ketika dokter mereka merekomendasikannya.

Sebuah Studi Statin yang Mengejutkan

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Brigham and Women’s Hospital, bagian dari sistem perawatan kesehatan Mass General Brigham, menemukan bahwa lebih dari 20% orang menolak statin meskipun berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Wanita, khususnya, lebih cenderung menolak statin. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Network Open menunjukkan bahwa wanita 20% lebih mungkin menolak statin saat pertama kali direkomendasikan, dan 50% lebih mungkin tidak pernah menerima rekomendasi tersebut sama sekali.

Menolak statin membuat orang berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung karena kadar kolesterol jahatnya lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.

Preferensi dan Kekhawatiran Pasien

Dr. Alex Turchin, peneliti utama dalam penelitian ini, menekankan pentingnya memahami mengapa begitu banyak orang menolak statin.

Ia percaya bahwa dokter perlu lebih banyak berdiskusi dengan pasien untuk memahami kekhawatiran dan preferensi mereka.

Dengan melakukan ini, mereka dapat memberikan perawatan yang berpusat pada pasien yang mengatasi kekhawatiran individu tentang penggunaan obat-obatan seperti statin.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 24.000 pasien berisiko tinggi, banyak di antaranya memiliki kondisi seperti diabetes, kolesterol sangat tinggi, atau riwayat stroke, yang meningkatkan kemungkinan mereka terkena penyakit jantung.

Dokter merekomendasikan statin kepada semua pasien ini untuk menurunkan risiko mereka.

Namun, sekitar sepertiga pasien tidak pernah mulai mengonsumsi statin. Di antara mereka yang awalnya menolak, butuh waktu tiga kali lebih lama untuk menurunkan kadar kolesterol mereka dibandingkan dengan pasien yang segera memulai pengobatan.

Mengapa Wanita Lebih Sering Menolak Statin?

Salah satu temuan paling mengejutkan dari penelitian ini adalah bahwa wanita jauh lebih mungkin menolak statin daripada pria.

Para peneliti berpikir ini mungkin disebabkan oleh kesalahpahaman umum bahwa penyakit jantung terutama merupakan masalah pria, yang menyebabkan beberapa wanita percaya bahwa mereka berisiko lebih rendah daripada yang sebenarnya.

Keyakinan ini dapat membuat mereka lebih ragu untuk minum obat yang ditujukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

Dr. Turchin dan timnya melanjutkan penelitian mereka untuk lebih memahami mengapa begitu banyak pasien, terutama wanita, mengatakan tidak pada statin.

Mereka juga mempelajari efek jangka panjang dari penolakan terapi statin pada hasil kesehatan pasien, termasuk tingkat serangan jantung, stroke, dan kematian.

Dr. Turchin mengatakan, "Orang sering meremehkan seberapa banyak pengobatan modern telah memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Obat-obatan seperti statin memainkan peran penting dalam kemajuan ini.”

Pentingnya Kesehatan Jantung

Penyakit jantung terus menjadi tantangan kesehatan utama, dan obat-obatan seperti statin dapat membantu mencegahnya.

Jika khawatir tentang kesehatan jantung, penting untuk mendiskusikan pilihan Anda dengan dokter dan mempertimbangkan penelitian tentang cara lain untuk mengurangi risiko, seperti makan sehat dan olahraga teratur.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa suplemen tertentu dapat membantu mencegah penyakit jantung dan stroke, sementara satu tahun olahraga khusus selama usia paruh baya telah terbukti membalikkan beberapa bentuk gagal jantung.

Karena penyakit jantung tetap menjadi penyebab kematian teratas di AS, memastikan bahwa pasien memahami manfaat pengobatan pencegahan seperti statin sangat penting dalam mengurangi beban penyakit secara keseluruhan.

Penelitian ini dipublikasikan di JAMA Network Open. (kpo)

× Image