Teleskop Baru Dapat Membantu Kita Menemukan Bumi Lain

Para astronom telah menemukan hampir 6.000 planet di luar tata surya kita, tetapi tidak satu pun di antaranya yang benar-benar "kembaran Bumi".
Para ilmuwan khususnya tertarik untuk menemukan planet yang ukurannya hampir sama dengan Bumi dan mengorbit bintang seperti matahari kita pada jarak yang tepat untuk keberadaan air cair—dan mungkin kehidupan.
Sejauh ini, hal ini sangat sulit.
Tantangannya datang dari bintang-bintang itu sendiri. Bintang seperti matahari menghasilkan banyak "derau" yang menyulitkan untuk melihat sinyal-sinyal kecil dari planet.
Permukaan matahari selalu bergerak, dengan plasma yang menggelembung, medan magnet, dan bintik-bintik gelap.
Bagi teleskop, ini tampak seperti panci berisi air mendidih, penuh dengan pola cahaya yang berkelap-kelip.
Pola-pola yang bergeser ini dapat dengan mudah menyembunyikan bayangan samar sebuah planet yang melintas di depan bintangnya.
Untuk mengatasi masalah ini, tim yang dipimpin oleh Dr. Nuno Santos di Institut Astrofisika dan Ilmu Antariksa di Portugal sedang membangun teleskop surya baru yang istimewa bernama PoET—singkatan dari Paranal Solar Espresso Telescope.
Teleskop ini akan dipasang di Chili pada akhir tahun 2025, tepat di sebelah Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Gurun Atacama.
PoET adalah teleskop kecil, hanya berdiameter 60 sentimeter, tetapi memiliki tugas besar. Alih-alih mencari planet secara langsung, teleskop ini akan mempelajari matahari kita sendiri dengan sangat detail.
Dengan melacak pola cahaya matahari secara cermat, PoET akan membantu para peneliti memahami cara kerja "derau" bintang.
Informasi ini kemudian akan digunakan untuk menyempurnakan instrumen lain yang disebut ESPRESSO, yang dirancang untuk mendeteksi planet yang mengorbit bintang-bintang jauh.
Idenya sederhana: jika kita dapat menemukan cara untuk menyaring derau dari matahari kita sendiri, kita dapat menerapkan metode yang sama pada bintang-bintang lain.
Hal ini dapat mempermudah penemuan planet-planet kecil berbatu seperti Bumi di sekitar bintang-bintang yang terlalu terang dan terlalu bising.
Pekerjaan ini juga meletakkan dasar bagi misi PLATO mendatang dari Badan Antariksa Eropa, yang akan diluncurkan pada tahun 2026.
PLATO akan menggunakan 26 kamera untuk mengamati satu juta bintang, mencari planet-planet mirip Bumi dan mempelajari ukuran, kepadatan, serta komposisinya.
Namun, agar PLATO berhasil, para ilmuwan membutuhkan cara yang lebih baik untuk menghilangkan derau bintang yang menyembunyikan sinyal-sinyal planet. Di sinilah pekerjaan PoET akan sangat penting.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, PoET akan mulai mengirimkan hasil pada pertengahan tahun 2026, tepat waktu untuk membantu PLATO menganalisis datanya.
Bersama-sama, kedua proyek ini akhirnya dapat membawa kita lebih dekat untuk menjawab salah satu pertanyaan terbesar dalam sains: adakah Bumi lain di luar sana?
Melihat lebih jauh ke masa depan, proyek-proyek yang lebih besar akan segera hadir.
Observatorium Dunia Layak Huni milik NASA, yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2040-an, akan mencoba memotret planet-planet mirip Bumi secara langsung.
Eropa juga merencanakan teleskop besar berikutnya pada tahun 2030, yang dapat membantu memastikan apakah ada planet-planet ini yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Saat ini, pencarian masih dalam tahap penyempurnaan. Namun, dengan kerja sama PoET, ESPRESSO, dan PLATO, para astronom semakin optimis bahwa kita akan segera menemukan planet lain yang mirip dengan planet kita.