Home > Didaktika

Mengapa Beberapa Organ Menua Lebih Cepat?

Mutasi tersembunyi dalam DNA non-coding berperan penting dalam mempercepat proses penuaan pada organ yang tidak memperbarui selnya sesering itu, seperti hati dan ginjal.
Unsplash
Unsplash

Ilmuwan telah menemukan mengapa organ tertentu, seperti hati, menua lebih cepat daripada yang lain.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Jenewa (UNIGE) dan Universitas Bern (UNIBE) menemukan bahwa mutasi tersembunyi dalam DNA non-coding berperan penting dalam mempercepat proses penuaan pada organ yang tidak memperbarui selnya sesering itu, seperti hati dan ginjal.

Penelitian mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Cell, mengungkap cara baru untuk memperlambat proses penuaan pada organ yang berbeda.

DNA, cetak biru untuk sel kita, mengandung daerah pengodean (gen) dan daerah non-coding yang membantu mengatur genom.

Sel kita terus-menerus menghadapi kerusakan dari faktor eksternal dan internal, dan mereka memiliki sistem perbaikan untuk memperbaiki masalah ini.

Namun, kesalahan dalam pengodean DNA lebih mudah dideteksi oleh tubuh, sementara kesalahan dalam DNA non-coding sering tidak diperhatikan—terutama pada organ yang jarang mengalami pembaruan sel.

Organ seperti kulit dan usus meregenerasi selnya secara teratur, sekali atau dua kali seminggu.

Pembaruan yang sering ini membantu mendeteksi dan memperbaiki kesalahan DNA sebelum terbentuk.

Namun, pada organ yang bereplikasi lebih lambat seperti hati atau ginjal, sel hanya membelah beberapa kali dalam setahun.

Ini berarti kerusakan pada DNA non-coding dapat terakumulasi seiring waktu, yang menyebabkan penuaan dan malfungsi sel.

Untuk lebih memahami proses ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Thanos Halazonetis mempelajari sel-sel hati pada tikus.

Hati, yang beregenerasi lebih jarang, digunakan sebagai model ideal untuk mengamati bagaimana replikasi DNA berubah seiring bertambahnya usia.

Dengan membuang dua pertiga hati dari tikus muda dan tua, para ilmuwan dapat mempelajari bagaimana sel-sel hati beregenerasi.

Mereka menemukan bahwa replikasi DNA dalam sel-sel hati dimulai di daerah non-coding, dan daerah ini menjadi kurang efisien seiring bertambahnya usia tikus.

Pada tikus yang lebih tua, akumulasi kerusakan DNA di daerah ini memicu sistem alarm yang mencegah sel-sel membelah dengan benar, yang menyebabkan penuaan dan hilangnya fungsi.

Penemuan ini dapat membantu menjelaskan mengapa organ seperti hati menua lebih cepat daripada organ lainnya.

Pada jaringan yang tidak sering diperbarui, mutasi DNA tersembunyi terbentuk, sehingga sel lebih sulit untuk mereplikasi dan memperbaiki diri.

Para peneliti berharap bahwa dengan menemukan cara untuk memperbaiki mutasi DNA tersembunyi ini sebelum replikasi sel dipicu, kita dapat memperlambat proses penuaan pada organ tertentu.

Pemahaman baru ini membuka pintu bagi perawatan potensial yang dapat membantu menunda efek penuaan.

× Image