Home > Iptek

Wow...Lindungi Artis dari Peniru, Teknologi HarmonyCloak Bikin Lagu Tidak Bisa Dipelajari Oleh AI

Program yang membuat lagu quottidak dapat dipelajariquot oleh AI tanpa memengaruhi bagaimana lagu tersebut terdengar bagi pendengar manusia.
pixabay
pixabay

AI generatif telah menjadi sangat maju sehingga baru-baru ini menyelesaikan Simfoni Kesepuluh Beethoven yang belum selesai dengan cara yang bahkan para ahli musik tidak dapat membedakan antara bagian yang dihasilkan AI dan not asli Beethoven.

AI jenis ini menggunakan pustaka data yang sangat besar, termasuk musik, untuk mempelajari dan membuat konten baru.

Masalahnya, sebagian besar musik yang tersedia daring memiliki hak cipta, tetapi perusahaan sering melatih model AI menggunakan konten yang dilindungi ini tanpa izin yang tepat.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti telah mengembangkan HarmonyCloak, sebuah program yang membuat lagu "tidak dapat dipelajari" oleh AI tanpa memengaruhi bagaimana lagu tersebut terdengar bagi pendengar manusia.

Ini berarti musik tidak dapat disalin atau ditiru oleh model AI, sementara artis masih dapat membagikan karya mereka kepada publik.

Model AI generatif, seperti yang digunakan untuk membuat lagu atau karya seni baru, bekerja dengan mempelajari sejumlah besar data.

Ini termasuk lagu, yang sering dikumpulkan dari internet. Perusahaan mungkin membeli lagu-lagu ini secara legal, tetapi pembelian tersebut hanya memberi mereka lisensi untuk penggunaan pribadi—bukan hak untuk menggunakan lagu-lagu tersebut untuk melatih AI. Namun, pembatasan ini sering kali diabaikan.

Hasilnya? Lagu-lagu yang dihasilkan AI yang terdengar sangat mirip dengan karya asli yang dibuat manusia, sehingga menimbulkan masalah hukum dan etika bagi para seniman dan karya mereka.

Meskipun beberapa negara bagian, seperti Tennessee, telah mulai mengesahkan undang-undang yang melindungi trek vokal dari penggunaan AI yang tidak sah, seluruh lagu masih memerlukan perlindungan.

Jian Liu, asisten profesor di Min H. Kao Department of Electrical Engineering and Computer Science (EECS) di University of Tennessee, bekerja sama dengan mahasiswa Ph.D.-nya Syed Irfan Ali Meerza dan Lichao Sun dari Lehigh University untuk menciptakan HarmonyCloak.

Program ini mengelabui model AI agar berpikir tidak ada hal baru yang dapat dipelajari dari sebuah lagu, meskipun lagu tersebut dimasukkan ke dalam AI.

Liu menjelaskan bahwa AI generatif, seperti manusia, dapat mengenali saat sesuatu merupakan informasi baru atau sesuatu yang sudah diketahuinya.

Model AI dirancang untuk mempelajari sebanyak mungkin dari data baru apa pun.

Ide HarmonyCloak adalah meminimalkan "kesenjangan pengetahuan" ini sehingga AI menganggap lagu tersebut sudah familier dan tidak layak dipelajari.

Salah satu tantangannya adalah mengembangkan metode yang tidak akan mengubah suara musik bagi pendengar manusia.

HarmonyCloak menggunakan apa yang disebut "gangguan tak terdeteksi". Ini melibatkan penambahan perubahan yang sangat kecil atau nada baru yang ditutupi oleh nada lagu asli, sehingga sulit dideteksi oleh AI.

Manusia, di sisi lain, tidak dapat mendengar suara yang sangat pelan atau suara di luar frekuensi tertentu.

HarmonyCloak memanfaatkan keterbatasan ini untuk keuntungannya dengan memperkenalkan nada yang menyatu dengan mulus ke dalam musik asli.

Menurut Liu, "Sistem kami mempertahankan kualitas musik karena kami hanya menambahkan suara yang tidak kentara."

Untuk melihat seberapa baik HarmonyCloak bekerja, Liu dan timnya mengujinya dengan tiga model AI canggih dan 31 relawan manusia.

Mereka menemukan bahwa pendengar manusia menilai versi asli dan versi yang dilindungi dari lagu-lagu tersebut dengan kualitas suara yang sama.

Sementara itu, musik yang dihasilkan AI berdasarkan lagu-lagu yang "tidak dapat dipelajari" tampil jauh lebih buruk, memperoleh peringkat yang lebih rendah dari pendengar manusia dan metrik statistik.

Ini menunjukkan bahwa HarmonyCloak berhasil menghentikan AI mempelajari musik sambil menjaga kualitas suara tetap utuh untuk audiens manusia.

Tim Liu percaya HarmonyCloak adalah solusi ideal untuk melindungi karya seniman di era di mana AI menjadi lebih mampu menghasilkan tiruan yang meyakinkan. Dengan membuat lagu tidak dapat dipelajari oleh AI, seniman masih dapat membagikan musik mereka tanpa khawatir tentang penyalinan yang tidak sah atau AI yang meniru gaya mereka.

"Temuan ini menggarisbawahi dampak substansial dari musik yang tidak dapat dipelajari pada kualitas dan persepsi musik yang dihasilkan AI," kata Liu.

Dari sudut pandang komposer, HarmonyCloak menawarkan yang terbaik dari kedua dunia: AI tidak dapat belajar dari lagu-lagu mereka, tetapi pendengar masih dapat menikmatinya.

Liu, Meerza, dan Sun akan mempresentasikan penelitian mereka di Simposium Keamanan dan Privasi (S&P) IEEE ke-46 pada bulan Mei 2025.

Alat ini dapat menandai langkah maju yang besar dalam melindungi ekspresi artistik dari penggunaan AI yang tidak sah. (kpo)

× Image