Bagaimana Kebiasaan Minum Kopi dan Teh Bisa Memengaruhi Tekanan Darah
Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Choy-Lye Chei, yang diterbitkan dalam The European Journal of Nutrition, menunjukkan bahwa kebiasaan minum kopi dan teh dapat berperan dalam risiko terkena tekanan darah tinggi.
Selama bertahun-tahun, telah terjadi perdebatan mengenai apakah kopi atau teh memengaruhi tekanan darah, dengan hasil yang beragam dari berbagai penelitian.
Penelitian ini menawarkan perspektif baru dengan meneliti bagaimana kuantitas dan frekuensi asupan kopi dan teh berhubungan dengan tingkat tekanan darah.
Kafein, stimulan alami, umumnya ditemukan dalam kopi, teh, minuman ringan, kakao, dan tanaman tertentu seperti guarana dan yerba mate.
Kafein memengaruhi sistem saraf pusat, jantung, dan tekanan darah. Kafein dapat merangsang otak dan sistem saraf, meningkatkan kewaspadaan dan energi.
Kafein juga meningkatkan pelepasan hormon seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat menyebabkan lonjakan sementara pada tekanan darah.
Dalam studi ini, para peneliti mengamati data dari 63.257 orang Cina berusia 45 hingga 74 tahun yang tinggal di Singapura antara tahun 1993 dan 1998.
Mereka mengumpulkan informasi tentang kebiasaan minum kopi dan teh para peserta serta faktor gaya hidup lainnya.
Kemudian, selama dua wawancara lanjutan (1999-2004 dan 2006-2010), tim melacak jumlah peserta yang mengalami tekanan darah tinggi.
Setelah sekitar 9,5 tahun, mereka menemukan bahwa 13.658 peserta mengalami tekanan darah tinggi.
Temuan tersebut menunjukkan pola yang menarik: orang yang minum tiga cangkir kopi atau lebih setiap hari memiliki risiko tekanan darah tinggi yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hanya minum satu cangkir setiap hari.
Di sisi lain, mereka yang minum teh setiap hari, baik teh hitam maupun teh hijau, menunjukkan sedikit peningkatan risiko tekanan darah tinggi dibandingkan dengan peminum teh sesekali.
Studi tersebut juga menyoroti hubungan dosis-respons antara kafein dan tekanan darah.
Mereka yang mengonsumsi 300 mg atau lebih kafein per hari, yang kira-kira setara dengan tiga cangkir kopi, memiliki risiko 16% lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi kurang dari 50 mg kafein setiap hari.
Namun, yang mengejutkan, peningkatan risiko ini sebagian besar terlihat pada peminum teh setiap hari dan orang yang hanya minum satu cangkir kopi per hari.
Para peneliti menawarkan beberapa kemungkinan penjelasan untuk temuan ini.
Mereka menyarankan bahwa minum kurang dari satu cangkir kopi per minggu atau tiga cangkir atau lebih per hari mungkin dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi yang lebih rendah.
Salah satu teori adalah bahwa pada dosis yang lebih tinggi, senyawa tertentu lainnya dalam kopi dapat menangkal efek kafein dan bahkan memberikan manfaat untuk tekanan darah.
Namun, manfaat potensial ini kurang jelas dengan teh, karena peminum teh setiap hari menunjukkan sedikit peningkatan risiko.
Sementara penelitian ini menjelaskan bagaimana kopi dan teh dapat memengaruhi tekanan darah secara berbeda, para peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami temuan ini.
Hipotesis mereka adalah bahwa kopi mungkin mengandung senyawa tambahan yang, pada dosis yang lebih tinggi, mengurangi dampak kafein dan menawarkan perlindungan terhadap tekanan darah.
Namun, bagi peminum teh, kafein tampaknya menjadi faktor utama yang terkait dengan peningkatan tekanan darah.
Secara keseluruhan, cara orang mengonsumsi kopi dan teh—baik sering, sesekali, atau dalam jumlah tertentu—dapat berdampak signifikan terhadap risiko terkena tekanan darah tinggi. (kpo)