Home > Gaya Hidup

Gerakan Kaki Saat Tidur Dapat Menunjukkan Risiko Terkena Diabetes

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cureus menunjukkan bahwa gerakan kaki tertentu saat tidur mungkin terkait dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes.
Unsplash
Unsplash

Kurang tidur bukan hanya tentang rasa lelah keesokan harinya. Hal ini juga dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang Anda.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cureus menunjukkan bahwa gerakan kaki tertentu saat tidur mungkin terkait dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes.

Gerakan kaki ini, yang dikenal sebagai gerakan kaki terkait tidur (SRLM), meliputi kedutan, sentakan, atau tendangan kaki tiba-tiba yang terjadi saat seseorang tertidur.

Dua jenis SRLM yang umum adalah gerakan tungkai periodik saat tidur (PLMS), yaitu gerakan kaki berulang, dan sindrom kaki gelisah, yang menyebabkan dorongan kuat untuk bergerak karena rasa tidak nyaman pada kaki.

Orang biasanya memperhatikan gerakan-gerakan ini sendiri atau mempelajarinya dari teman tidur, karena gerakan ini tidak selalu diukur selama studi tidur.

Dr. Andrey Zinchuk, pakar pengobatan tidur di Fakultas Kedokteran Yale, memimpin studi ini.

Ia menjelaskan bahwa SRLM cukup umum dan dapat memengaruhi sistem saraf dengan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan mengaktifkan sistem stres tubuh, yang disebut sistem saraf simpatik.

Karena diabetes dan tekanan darah tinggi terhubung dengan sistem ini, para peneliti ingin mengetahui apakah gerakan kaki di malam hari ini mungkin terkait dengan diabetes.

Para peneliti mempelajari data dari lebih dari 9.000 orang dewasa dalam basis data kesehatan masyarakat untuk melihat seberapa sering orang dengan SRLM juga menderita diabetes.

Mereka juga mengamati faktor-faktor lain, seperti usia, berat badan, sleep apnea, dan tekanan darah tinggi, untuk memastikan faktor-faktor ini tidak menjelaskan hasil penelitian.

Temuannya mengejutkan. Orang yang mengatakan mereka mengalami gerakan kaki saat tidur 72% lebih mungkin juga menderita diabetes dibandingkan dengan orang yang tidak melaporkan gerakan-gerakan ini.

Para peneliti juga meneliti apakah tidur yang lebih pendek atau peradangan dalam tubuh menjelaskan hubungan ini, tetapi hal ini hanya memainkan peran kecil.

Dr. Zinchuk mengatakan bahwa penelitian ini hanyalah titik awal dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan tes tidur untuk mengukur gerakan kaki secara lebih akurat dan mengeksplorasi bagaimana tepatnya gerakan tersebut dapat memengaruhi tubuh.

Meskipun penelitian ini tidak membuktikan bahwa SRLM menyebabkan diabetes, penelitian ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut.

Penelitian ini penting karena dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda peringatan atau faktor risiko baru untuk penyakit seperti diabetes.

Gerakan kaki saat tidur sering dianggap tidak berbahaya, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin perlu diperhatikan lebih lanjut.

Menurut Dr. Zinchuk, pemahaman yang lebih baik tentang masalah terkait tidur seperti SRLM dapat mengarah pada cara-cara baru untuk mencegah atau mengelola kondisi kronis umum seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Penelitian ini dipublikasikan di Cureus.

× Image