Stres Bisa Memicu Penyakit Jantung dan Kanker, Kok Bisa Sih...
Stres merupakan bagian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan, tetapi dampaknya pada tubuh dapat jauh melampaui rasa frustrasi atau kekhawatiran sementara.
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres kronis—jenis stres yang berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun—dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.
Memahami bagaimana stres membahayakan tubuh dan mengapa stres meningkatkan risiko ini dapat membantu kita mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan kita.
Saat Anda stres, tubuh Anda memasuki mode "lawan atau lari". Ini adalah mekanisme bertahan hidup kuno yang membantu kita merespons bahaya.
Hormon seperti kortisol dan adrenalin membanjiri tubuh, meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan tingkat energi.
Meskipun respons ini membantu dalam waktu singkat, seperti melarikan diri dari ancaman, respons ini menjadi berbahaya jika dipicu terlalu sering.
Stres kronis membuat tubuh terus-menerus dalam keadaan waspada tinggi, yang dapat merusak organ dan melemahkan sistem kekebalan tubuh seiring berjalannya waktu.
Bagi jantung, stres dapat sangat berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres kronis meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah.
Peradangan merupakan faktor kunci dalam perkembangan aterosklerosis, suatu kondisi di mana timbunan lemak terbentuk di arteri.
Seiring waktu, timbunan ini dapat menyumbat aliran darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Satu studi besar yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan bahwa orang dengan tingkat stres tinggi secara signifikan lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang tingkat stresnya lebih rendah.
Stres juga mendorong perilaku tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, dan minum alkohol, yang menambah tekanan pada jantung.
Stres memengaruhi lebih dari sekadar sistem kardiovaskular. Stres juga berperan dalam kanker.
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres kronis dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih sulit melawan sel kanker.
Hormon stres kortisol sebagian menjadi penyebabnya. Ketika kadar kortisol terus-menerus tinggi, hal itu dapat mengganggu fungsi normal sel kekebalan tubuh yang mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker. Hal ini dapat memungkinkan tumor tumbuh dan menyebar lebih mudah.
Sebuah studi dari University of Texas menemukan bahwa stres tidak hanya menekan sistem kekebalan tubuh tetapi juga mendorong pelepasan zat kimia tertentu yang membantu tumor membentuk pembuluh darah.
Pembuluh darah ini memasok oksigen dan nutrisi ke tumor, yang memungkinkannya tumbuh.
Penelitian lain telah mengaitkan stres kronis dengan peningkatan risiko kanker seperti kanker payudara, ovarium, dan kolorektal.
Hubungan pikiran-tubuh merupakan faktor penting lainnya. Orang yang mengalami stres kronis sering merasa kewalahan atau cemas, yang dapat menyebabkan kurang tidur, kurang olahraga, dan kebiasaan makan yang tidak sehat.
Faktor gaya hidup ini semakin meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.
Selain itu, stres dapat memicu depresi, yang telah terbukti berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan kemungkinan penyakit kronis.
Kabar baiknya adalah mengurangi stres dapat menurunkan risiko ini. Strategi sederhana seperti olahraga teratur, meditasi kesadaran, dan menghabiskan waktu dengan orang terkasih telah terbukti menurunkan kadar kortisol dan mengurangi peradangan.
Satu penelitian menemukan bahwa peserta yang berlatih yoga dan meditasi secara teratur memiliki tekanan darah rendah dan mengurangi tanda-tanda peradangan terkait stres.
Terapi dan konseling juga dapat membantu orang mengembangkan mekanisme penanganan yang lebih baik untuk mengelola stres.
Meskipun kita tidak dapat menghilangkan semua stres dari hidup kita, memahami dampaknya pada tubuh adalah langkah pertama untuk melindungi kesehatan kita.
Dengan menangani stres sejak dini dan mengambil langkah proaktif untuk mengelolanya, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan kanker, sehingga memberi kita peluang yang lebih baik untuk hidup lebih lama dan lebih sehat. (kpo)