Home > Didaktika

Apakah Bulan Berasal dari Bumi? Studi Baru Ungkap Asal Usul Bulan dan Air di Bumi

Penelitian baru menunjukkan bahwa bulan mungkin terbentuk sebagian besar dari material yang dikeluarkan dari mantel Bumi, dengan hanya sedikit kontribusi dari Theia.
Sejak era Apollo, sampel bulan telah disimpan di Johnson Space Center milik NASA di Houston dan tersedia untuk penelitian. Semua sampel bulan yang dianalisis di laboratorium di Göttingen disediakan oleh NASA/Andreas Pack.
Sejak era Apollo, sampel bulan telah disimpan di Johnson Space Center milik NASA di Houston dan tersedia untuk penelitian. Semua sampel bulan yang dianalisis di laboratorium di Göttingen disediakan oleh NASA/Andreas Pack.

Sebuah studi terbaru oleh para peneliti dari Universitas Göttingen dan Institut Max Planck untuk Penelitian Tata Surya telah mengungkap wawasan menarik tentang bagaimana bulan terbentuk dan dari mana air di Bumi berasal.

Temuan mereka menantang beberapa teori lama tentang planet kita dan tetangga terdekatnya.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan percaya bahwa bulan terbentuk setelah tabrakan besar antara Bumi purba dan protoplanet seukuran Mars yang disebut Theia.

Tabrakan ini diduga mencampur material dari kedua benda tersebut, membentuk bulan.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa bulan mungkin terbentuk sebagian besar dari material yang dikeluarkan dari mantel Bumi, dengan hanya sedikit kontribusi dari Theia.

Para peneliti menganalisis isotop oksigen—berbagai bentuk unsur oksigen—dari 14 sampel bulan dan mineral Bumi.

Mereka menggunakan teknik laser untuk mengukur isotop, dengan fokus pada oksigen-17 (17O).

Temuan mereka menunjukkan kemiripan yang mencolok antara sampel Bumi dan bulan, yang menunjukkan bahwa bulan sebagian besar terbuat dari material mantel Bumi.

“Salah satu penjelasannya adalah bahwa Theia, sebelum bertabrakan dengan Bumi, kehilangan sebagian besar mantel berbatunya dalam benturan sebelumnya dan menghantam Bumi seperti bola meriam logam,” jelas Profesor Andreas Pack dari Universitas Göttingen.

“Ini berarti material Theia menjadi bagian dari inti Bumi, dan bulan terbentuk dari mantel Bumi.”

Penjelasan ini menyelesaikan masalah lama dalam ilmu planet yang disebut “krisis isotop,” di mana para ilmuwan tidak dapat menjelaskan mengapa material Bumi dan bulan begitu mirip.

Penelitian ini juga menawarkan petunjuk tentang asal usul air di Bumi. Banyak ilmuwan mengira air muncul jauh kemudian, setelah bulan terbentuk, melalui benturan dari asteroid atau komet selama peristiwa yang dikenal sebagai Late Veneer.

Karena Bumi ditabrak lebih banyak objek ini daripada bulan, teori mereka menunjukkan bahwa batuan Bumi dan bulan seharusnya menunjukkan perbedaan dalam isotopnya.

Akan tetapi, data baru tidak menunjukkan perbedaan tersebut, sehingga tidak mungkin banyak jenis meteorit sebagai sumber air Bumi.

Sebaliknya, para peneliti mengusulkan bahwa kelas meteorit tertentu yang disebut kondrit enstatit mungkin telah mengirimkan air ke Bumi.

Meteorit ini secara isotopik mirip dengan Bumi dan mengandung cukup air untuk menjelaskan semua air yang kita miliki saat ini.

Penelitian ini, yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, membantu kita lebih memahami asal-usul bulan dan sejarah air di Bumi.

Mengetahui lebih banyak tentang peristiwa kuno ini tidak hanya memperdalam pengetahuan kita tentang masa lalu Bumi, tetapi juga memberikan petunjuk tentang bagaimana planet dan bulannya terbentuk di bagian lain alam semesta.

× Image