Home > Gaya Hidup

Polusi Udara Juga Meningkatkan Risiko Kanker Paru-paru pada Bukan Perokok

Polusi udara mendorong peningkatan kanker paru-paru di kalangan orang yang bukan perokok, khususnya di kalangan wanita dan orang-orang di Asia Tenggara.
Unsplash
Unsplash

Kanker paru-paru merupakan salah satu bentuk kanker yang paling umum dan mematikan, dengan 2,5 juta orang terdiagnosis di seluruh dunia pada tahun 2022.

Meskipun merokok tetap menjadi penyebab utama, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The Lancet Respiratory Medicine mengungkapkan bahwa polusi udara mendorong peningkatan kanker paru-paru di kalangan orang yang bukan perokok, khususnya di kalangan wanita dan orang-orang di Asia Tenggara.

Pergeseran Pola Kanker Paru-paru

Kanker paru-paru secara tradisional dikaitkan dengan merokok, tetapi seiring dengan menurunnya angka merokok di banyak negara, proporsi kasus kanker paru-paru di kalangan orang yang bukan perokok pun meningkat.

Para peneliti menemukan bahwa adenokarsinoma, subtipe utama kanker paru-paru, kini menjadi bentuk penyakit yang paling umum di 185 negara, khususnya di kalangan wanita.

Studi tersebut menyoroti bahwa:

  • Adenokarsinoma kini mencakup 53-70% kasus kanker paru-paru di kalangan orang yang tidak pernah merokok.

  • Dari tahun 2020 hingga 2022, kasus adenokarsinoma meningkat pada pria dan wanita, dengan wanita sebagai kelompok yang paling banyak terkena dampaknya.

  • Kanker paru-paru pada non-perokok kini diperkirakan menjadi penyebab kematian terkait kanker kelima di seluruh dunia.

Bagaimana Polusi Udara Berkontribusi pada Kanker Paru-paru

Studi menunjukkan bahwa polusi udara merupakan faktor utama di balik peningkatan kasus adenokarsinoma di kalangan non-perokok.

Udara yang tercemar mengandung partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), dan polutan berbahaya lainnya yang dapat merusak sel paru-paru seiring waktu, sehingga meningkatkan risiko kanker.

Tingkat tertinggi kanker paru-paru terkait polusi udara ditemukan di Asia Timur, khususnya Tiongkok.

Para peneliti juga menunjukkan polusi udara dalam ruangan dari pembakaran bahan bakar padat untuk pemanas dan memasak sebagai penyebab potensial kanker paru-paru di kalangan wanita Tiongkok non-perokok.

Dampak Global

Studi yang berdasarkan data dari berbagai organisasi kesehatan global ini menggarisbawahi masalah kesehatan masyarakat yang utama:

  • Polusi udara bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi juga krisis kesehatan yang terus berkembang.

  • Perempuan dan bukan perokok semakin berisiko, terutama di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi.

  • Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana polusi udara menyebabkan kanker paru-paru dan cara mengurangi paparan.

Apa yang Dapat Dilakukan?

Untuk mengurangi risiko kanker paru-paru akibat polusi udara, para ahli merekomendasikan:

  • Regulasi kualitas udara yang lebih ketat untuk menurunkan tingkat polusi.

  • Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar padat untuk memasak dan memanaskan ruangan, terutama di negara-negara berkembang.

  • Mempromosikan alternatif energi bersih untuk meminimalkan polusi udara dalam ruangan.

  • Meningkatkan kesadaran bahwa kanker paru-paru bukan lagi sekadar penyakit perokok.

Studi ini menegaskan kembali perlunya tindakan global yang mendesak terhadap polusi udara untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak pernah merokok tetapi masih berisiko terkena kanker paru-paru.

Hasil penelitian ini dapat ditemukan di The Lancet Respiratory Medicine.

× Image