Teknik USG Doppler Bisa Meningkatkan Pengobatan Kanker Payudara

Peneliti di Universitas Vanderbilt telah menemukan cara baru yang menjanjikan untuk memantau bagaimana kanker payudara triple-negatif (TNBC) merespons pengobatan.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa USG Doppler berdaya sangat cepat dapat melacak perubahan pada tumor secara non-invasif, memberikan wawasan waktu nyata tentang apakah pengobatan seperti radiasi dan imunoterapi berhasil.
Metode ini dapat membantu dokter mempersonalisasi rencana pengobatan secara lebih efektif dan meningkatkan hasil pasien.
TNBC adalah salah satu bentuk kanker payudara yang paling agresif. Tidak seperti jenis lainnya, kanker ini tidak merespons terapi hormon, sehingga pilihan pengobatan menjadi lebih terbatas.
Imunoterapi, yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan kanker, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, tetapi tidak semua pasien meresponsnya.
Salah satu tantangan terbesar dalam mengobati TNBC adalah memprediksi pasien mana yang akan mendapat manfaat dari terapi.
Metode tradisional seperti biopsi dan pencitraan standar tidak selalu memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana tumor bereaksi terhadap pengobatan.
Hal ini menyulitkan dokter untuk menyesuaikan terapi tepat waktu guna meningkatkan hasil.
Studi yang dipublikasikan di Theranostics ini memperkenalkan ultrasonografi Doppler berdaya sangat cepat sebagai terobosan potensial dalam pemantauan pengobatan kanker.
Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mengamati perubahan pembuluh darah di dalam tumor secara langsung, sesuatu yang sebelumnya hanya mungkin dilakukan melalui biopsi atau teknik pencitraan canggih.
“Metode ultrasonografi ini memberikan gambaran tentang respons tumor pasien terhadap pengobatan yang dapat membantu menginformasikan keputusan klinis dengan lebih cepat,” kata Shannon Martello, penulis utama studi dan mahasiswa pascasarjana di Tumor and Tissue Microenvironment Lab di Vanderbilt.
Tim yang dipimpin oleh Profesor Marjan Rafat bekerja sama dengan Profesor Charles Caskey menguji pendekatan ultrasonografi ini pada dua jenis model kanker payudara: satu yang menyebar (metastatik) dan satu yang tidak (non-metastatik).
Tujuan mereka adalah untuk melihat bagaimana aliran darah pada tumor berubah sebagai respons terhadap terapi radiasi.
Dengan menggunakan ultrasonografi Doppler berdaya sangat cepat, para peneliti menemukan perubahan penting dalam pembuluh darah tumor setelah terapi radiasi.
* Aliran Darah Menurun – Setelah radiasi, indeks vaskular tumor (ukuran aktivitas pembuluh darah) terus menurun. Hal ini menunjukkan bahwa radiasi mengganggu suplai darah tumor, yang dapat membantu memperlambat pertumbuhannya.
* Peningkatan Sel T CD8+ pada Tumor – Penurunan aliran darah dikaitkan dengan peningkatan sel T CD8+, sejenis sel imun yang menyerang sel kanker. Hal ini menunjukkan bahwa radiasi membantu sistem imun menargetkan tumor dengan lebih baik.
* Aktivasi Awal Sel Imun di Limpa – Para peneliti juga menemukan bahwa sel T CD8+ meningkat di limpa segera setelah terapi radiasi. Limpa merupakan tempat penting untuk aktivasi imun, jadi respons awal ini dapat menjadi langkah kunci dalam melawan kanker.
Temuan ini menunjukkan bahwa ultrasonografi Doppler berdaya sangat cepat dapat menjadi alat yang ampuh untuk memandu perawatan TNBC.
Dengan mendeteksi respons tumor secara cepat, dokter dapat menyesuaikan terapi lebih cepat, sehingga meningkatkan efektivitasnya.
“Teknik ini dapat menjadi penting dalam mempersonalisasi perawatan kanker,” kata Rafat.
“Dengan memberikan indikator efektivitas perawatan yang akurat, dokter dapat menyesuaikan terapi dengan lebih cepat dan tepat.”
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, penelitian ini menawarkan kemungkinan yang menarik untuk meningkatkan perawatan kanker.
Jika penelitian lebih lanjut mengonfirmasi hasil ini, ultrasonografi Doppler berdaya sangat cepat dapat menjadi alat standar untuk memantau TNBC dan kemungkinan kanker lainnya.
Melacak perubahan vaskular dan respons imun secara real-time dapat menghasilkan perawatan yang lebih baik dan lebih terarah bagi pasien dengan pilihan terbatas.
Dengan meningkatkan kemampuan untuk memprediksi perawatan mana yang akan berhasil, pendekatan baru ini membawa harapan untuk terapi kanker yang lebih efektif dan lebih personal di masa mendatang.