Home > Iptek

Hasil Studi Baru: Inti Bumi Bagian Dalam Mungkin Berubah Bentuk

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah memperdebatkan apakah inti Bumi bagian dalam berubah atau bergerak.
USC Graphic/Edward Sotelo
USC Graphic/Edward Sotelo

Ilmuwan telah menemukan bukti baru bahwa inti Bumi bagian dalam mungkin berubah seiring waktu.

Sebuah studi terbaru oleh para peneliti di University of Southern California (USC), yang diterbitkan di Nature Geoscience, menunjukkan bahwa permukaan inti dalam tidak stabil seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Sebaliknya, tampaknya inti tersebut mengalami perubahan struktural, mungkin karena interaksi dengan inti luar yang meleleh di sekitarnya.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah memperdebatkan apakah inti Bumi bagian dalam berubah atau bergerak.

Sebagian besar studi berfokus pada bagaimana inti dalam berputar, tetapi penelitian baru ini menunjukkan sesuatu yang berbeda—ini menunjukkan bahwa permukaan inti dalam itu sendiri mungkin bergeser.

Penemuan ini dapat membantu menjelaskan perubahan kecil dalam panjang hari di Bumi dan memberikan wawasan baru tentang bagaimana inti memengaruhi rotasi planet kita.

Inti dalam Bumi adalah bola panas dan padat yang sebagian besar terbuat dari besi dan nikel.

Letaknya sekitar 3.000 mil (4.800 kilometer) di bawah permukaan dan dikelilingi oleh inti luar yang cair. Para ilmuwan telah lama percaya bahwa inti dalam itu padat, sedangkan inti luar itu cair.

Karena terkubur sangat dalam di dalam Bumi, para peneliti tidak dapat mengamatinya secara langsung. Sebaliknya, mereka mempelajarinya dengan menganalisis gelombang seismik—getaran yang menjalar melalui Bumi setelah gempa bumi.

Para ilmuwan USC mulai mempelajari perlambatan rotasi inti dalam. Namun, saat menganalisis data seismik selama beberapa dekade, peneliti utama John Vidale melihat sesuatu yang tidak biasa. Satu set sinyal gempa bumi tampak berbeda dari yang lain.

"Awalnya, saya tidak mengerti apa yang saya lihat," kata Vidale. "Kemudian, saya menyadari itu adalah bukti bahwa inti dalam mungkin tidak sepenuhnya padat."

Untuk menyelidiki lebih lanjut, tim tersebut memeriksa data gempa bumi yang tercatat dari tahun 1991 hingga 2024.

Mereka berfokus pada 121 gempa bumi yang terjadi di dekat Kepulauan Sandwich Selatan, wilayah terpencil di Samudra Atlantik Selatan.

Gelombang gempa bumi ini bergerak melalui Bumi dan terdeteksi oleh sensor di Alaska dan Kanada.

Sementara sebagian besar data seismik tampak normal, satu set dari stasiun Kanada menunjukkan perubahan yang tidak terduga pada sinyal.

Inti Dalam Mungkin Tidak Padat dan Tidak Berubah

Setelah menyempurnakan analisis mereka, para peneliti menemukan bahwa perubahan pada gelombang seismik kemungkinan berasal dari pergeseran permukaan inti dalam.

Studi tersebut menunjukkan bahwa inti dalam mungkin mengalami deformasi seiring waktu, yang berarti bentuknya perlahan berubah karena gaya yang bekerja padanya.

Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa inti luar yang meleleh memengaruhi inti dalam lebih dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya. Inti luar diketahui terus bergerak, menciptakan medan magnet Bumi.

Namun, hingga saat ini, para ilmuwan belum mengamati inti luar yang menyebabkan perubahan nyata pada inti dalam pada skala waktu manusia.

Vidale percaya bahwa turbulensi di inti luar mungkin mendorong inti dalam, menyebabkannya sedikit bergeser.

Penemuan ini menantang gagasan lama bahwa inti dalam adalah bola yang sangat padat. Sebaliknya, tampaknya lebih dinamis, dengan perubahan yang terjadi seiring waktu.

Memahami pergeseran ini dapat membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bagian dalam Bumi, termasuk bagaimana inti memengaruhi medan magnet dan rotasi planet.

Penelitian ini juga menimbulkan pertanyaan baru. Jika inti dalam berubah bentuk, bagaimana ini memengaruhi bagian Bumi lainnya?

Dapatkah perubahan ini memengaruhi gempa bumi atau iklim planet dalam jangka panjang?

Para ilmuwan akan membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menemukan jawabannya, tetapi penemuan ini merupakan langkah besar dalam memahami kedalaman misterius planet kita.

Penelitian ini memberikan perspektif baru tentang inti dalam Bumi. Penelitian sebelumnya sebagian besar berfokus pada rotasi inti dalam, tetapi bukti baru ini menunjukkan bahwa permukaannya juga berubah.

Fakta bahwa perubahan ini dideteksi menggunakan gelombang seismik dari gempa bumi membuat penemuan ini semakin luar biasa.

Salah satu implikasi terbesar dari temuan ini adalah bahwa bagian dalam Bumi lebih aktif daripada yang diperkirakan para ilmuwan.

Gagasan bahwa turbulensi inti luar dapat memengaruhi inti dalam dengan cara yang terukur dapat mengarah pada teori baru tentang bagaimana lapisan internal Bumi berinteraksi.

Hal ini juga dapat meningkatkan pemahaman kita tentang proses termal dan magnetik planet ini, yang memainkan peran penting dalam melindungi Bumi dari radiasi matahari yang berbahaya.

Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Para ilmuwan belum mengetahui seberapa cepat atau seberapa banyak inti dalam berubah.

Juga tidak jelas apakah perubahan ini memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan di permukaan.

Lebih banyak penelitian akan diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan mengeksplorasi potensi konsekuensinya.

Untuk saat ini, penemuan ini mengingatkan kita bahwa bahkan bagian terdalam planet kita tidak stabil seperti yang kita yakini sebelumnya.

Inti bumi masih menjadi misteri, tetapi selangkah demi selangkah, para ilmuwan mengungkap rahasianya.

× Image