Home > Didaktika

Ini Dia Penjelasan Baru Mengapa Mars Berwarna Merah

Tim peneliti mensimulasikan kondisi Mars di laboratorium dan sekarang menduga adanya zat kimia yang disebut ferrihidrit, oksida besi yang mengandung air.
Campuran bubuk ferrihidrit dan basal dalam cawan sampel laboratorium/Adomas Valantinas.
Campuran bubuk ferrihidrit dan basal dalam cawan sampel laboratorium/Adomas Valantinas.

Sudah bertahun-tahun diketahui tentang luar angkasa dan fakta yang paling sering adalah warna merah Mars.

Sudah lama dipercaya bahwa hal itu disebabkan oleh proses kimia yang sama yang menyebabkan karat di Bumi, tetapi sebuah makalah baru menunjukkan bahwa hal itu tidak benar!

Tim peneliti mensimulasikan kondisi Mars di laboratorium dan sekarang menduga adanya zat kimia yang disebut ferrihidrit, oksida besi yang mengandung air.

Sekarang tampaknya warna merah khas planet itu disebabkan oleh masa ketika Mars tertutup air!

Mars, yang sering disebut Planet Merah, adalah planet keempat dari Matahari.

Dengan atmosfer tipis yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, Mars memiliki bentang alam yang tandus berupa dataran luas, gunung berapi besar termasuk Olympus Mons (yang terbesar di tata surya kita), dan ngarai dalam seperti Valles Marineris.

Permukaannya memiliki bukti adanya sungai dan danau purba, yang menunjukkan bahwa Mars pernah memiliki kondisi yang mungkin cocok untuk kehidupan mikroba.

Perubahan suhu ekstrem dan badai debu global yang sering terjadi merupakan ciri khas dunia yang keras ini.

Warna merah yang khas ini sudah ada sejak berabad-abad lalu; orang Mesir kuno menyebut Mars sebagai ‘Her Desher’ yang berarti ‘Si Merah’, orang Romawi menamainya berdasarkan nama Dewa Perang, dan orang Cina menyebutnya ‘bintang api’.

Bahkan catatan Babilonia yang berasal dari tahun 2000 SM mencatat warna merahnya.

Pada tahun 1610, ketika Galileo pertama kali mengamati Mars melalui teleskop, ia mengonfirmasi sifat planetnya tetapi juga mencatat warna yang lebih merah/cokelat.

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh buruknya kualitas optik pada saat itu dan baru setelah optik membaik, warna merahnya dapat diamati dengan jelas.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Adomas Valantinas dari Universitas Brown di AS telah menerbitkan sebuah makalah di Nature Communications yang menganalisis warna merah Mars dan menantang pandangan umum bahwa itu adalah material seperti karat yang menjadi penyebabnya.

Mereka menggunakan data dari sejumlah misi Mars yang berbeda, mulai dari Reconnaissance Orbiter milik NASA hingga Mars Express dan ExoMars milik ESA (yang memiliki Color and Stereo Surface Imaging System di dalamnya.)

Data dari pengorbit tersebut didukung oleh data dari berbagai penjelajah dan selanjutnya dilengkapi dengan analisis material buatan mirip Mars di laboratorium.

Analisis tersebut, yang mencakup eksperimen dan pengukuran di Universitas Grenoble, Universitas Brown, dan Universitas Winnipeg, mengungkap keberadaan Ferihidrit.

Ferihidrit tidak hanya hadir dalam debu Mars, tetapi juga tampak tersebar luas di seluruh lanskap Mars.

Ferihidrit adalah mineral oksihidroksida (yang mengandung oksigen, hidrogen, dan setidaknya satu logam.)

Penemuan ferihidrit yang meluas dalam debu Mars membantu kita untuk lebih memahami sejarah geologi Mars dan potensi kelayakhuniannya.

Keberadaan ferihidrit memberi tahu kita bahwa dulunya ada kondisi yang lebih dingin dan basah di Mars karena hal itu merupakan kebutuhan untuk pembentukan mineral tersebut.

Ini adalah penemuan yang menarik karena menjadi satu alasan lagi untuk percaya bahwa Mars pernah menjadi dunia yang ramah.

Tim tersebut sangat ingin mempelajari lebih lanjut dan sekarang sedang menunggu sampel Mars untuk dipelajari secara langsung dan untuk itu, mereka sedang menunggu penjelajah Perseverance.

Penjelajah tersebut telah secara sistematis mengumpulkan sampel inti tanah Mars dari Kawah Jezero dan menyimpannya dalam tabung titanium yang siap untuk diangkut pulang.

Setelah tim memperolehnya, mereka akan dapat memeriksa apakah teori mereka tentang ferrihidrit benar.

× Image