Hasil Studi: Asap Kebakaran Hutan Dapat Merusak Kualitas Sperma, Oh Ya?

Seiring meningkatnya frekuensi kebakaran hutan di AS dan Kanada, dampaknya mungkin lebih dari sekadar masalah pernapasan dan kesehatan jantung—penelitian baru menunjukkan bahwa asap kebakaran hutan juga dapat memengaruhi kesuburan pria.
Sebuah studi dari UW Medicine menemukan bahwa asap kebakaran hutan dapat mengurangi kualitas sperma pada pria yang menjalani perawatan kesuburan.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Fertility and Sterility. Para peneliti menganalisis sampel air mani dari 84 pria yang menyediakan sperma untuk prosedur inseminasi intrauterin (IUI) antara tahun 2018 dan 2022 di Seattle.
Kejadian asap kebakaran hutan yang besar melanda wilayah tersebut pada tahun 2018, 2020, dan 2022, menawarkan kesempatan unik untuk membandingkan kualitas sperma sebelum dan selama paparan asap.
Dengan mengamati sampel yang diambil sebelum dan selama musim kebakaran hutan ini, para peneliti menemukan penurunan yang konsisten dalam konsentrasi sperma, jumlah sperma total, dan jumlah sperma yang bergerak (motil).
Satu ukuran—persentase sperma yang bergerak dengan baik—menunjukkan sedikit peningkatan, tetapi itu tidak cukup untuk menutupi penurunan kualitas secara keseluruhan.
Setiap pria dalam penelitian ini berperan sebagai kontrolnya sendiri. Artinya, sampel sperma yang diambil sebelum musim kebakaran hutan dibandingkan dengan sampelnya selama paparan kebakaran hutan.
Hasilnya serupa di ketiga tahun tersebut, menunjukkan bahwa perubahan tersebut tidak acak.
“Hasil ini memperkuat bukti yang berkembang bahwa paparan lingkungan—khususnya asap kebakaran hutan—dapat memengaruhi kesehatan reproduksi,” kata penulis senior Dr. Tristan Nicholson, seorang ahli urologi reproduksi di Pusat Kesehatan Pria UW Medicine.
Temuan ini sesuai dengan studi sebelumnya dari Oregon Health & Science University yang juga mengaitkan polusi udara dan asap kebakaran hutan dengan masalah kesehatan reproduksi.
Partikel kecil dalam asap kebakaran hutan diketahui dapat membahayakan paru-paru, jantung, dan otak. Namun, dampaknya terhadap kesuburan pria belum banyak dipelajari hingga saat ini.
Studi ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut tentang bagaimana asap kebakaran hutan memengaruhi pria dan wanita yang sedang mencoba untuk hamil.
Meskipun studi ini tidak berfokus pada hasil kehamilan, para peneliti melaporkan bahwa 11% perempuan yang pasangannya terlibat dalam studi ini menjadi hamil, dan 9% melahirkan bayi hidup. Angka ini sejalan dengan laporan sebelumnya.
Satu pertanyaan penting yang tidak dijawab oleh studi ini: Bisakah sperma pulih setelah terpapar asap kebakaran hutan?
Dr. Nicholson mengatakan timnya sekarang sedang menjalankan studi baru untuk melacak bagaimana dan kapan kualitas sperma membaik setelah terpapar asap kebakaran hutan.
Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas kebakaran hutan, memahami bagaimana kebakaran hutan memengaruhi kesehatan reproduksi dapat membantu melindungi individu dan pasangan yang berencana untuk memulai sebuah keluarga.
Studi ini dipublikasikan di Fertility and Sterility.