Home > Didaktika

Mengapa Wanita Ogah Menghubungi Layanan Darurat Saat Mengalami Serangan Jantung

Wanita menunggu lebih lama daripada pria untuk mencari penanganan medis dan mengalami penundaan yang lebih lama dalam diagnosis setelah mereka sampai di rumah sakit.
Ai Care
Ai Care

Sebuah studi baru menemukan bahwa wanita kurang nyaman menghubungi layanan darurat (000) saat mengalami gejala serangan jantung, yang dapat menyebabkan hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan pria.

Peneliti dari Universitas Monash menganalisis data dari lebih dari 34.000 warga Australia dan menemukan bahwa meskipun lebih banyak wanita daripada pria yang mengatakan akan menghubungi 000 (70,4% vs. 62,7%), mereka kurang nyaman melakukan panggilan tersebut (69,1% wanita vs. 76,7% pria).

Studi yang dipimpin oleh mahasiswa Honours Annie Shi, Associate Professor Kathryn Eastwood, dan Profesor Janet Bray, dipublikasikan di Emergency Medicine Journal.

Studi tersebut meneliti mengapa orang menunda menghubungi layanan darurat saat mereka mengira akan mengalami serangan jantung.

Alasan utama wanita ragu menghubungi 000 meliputi:

  • Takut menjadi beban bagi layanan ambulans – Lebih dari sepertiga wanita khawatir tentang hal ini, dibandingkan dengan hanya seperempat pria.

  • Ingin memastikan bahwa itu serangan jantung – Banyak wanita lebih memilih untuk menghubungi dokter umum mereka terlebih dahulu daripada mengambil risiko memanggil ambulans tanpa perlu.

Percaya bahwa mereka berisiko rendah terkena serangan jantung – Kesalahpahaman ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari perawatan darurat.

Perhatian Medis yang Tertunda Menyebabkan Hasil yang Lebih Buruk

Menelepon 000 sangat penting dalam serangan jantung karena paramedis dapat mendiagnosis kondisi tersebut lebih awal, memulai perawatan, dan mengurangi risiko komplikasi yang fatal.

Perawatan yang lebih cepat juga berarti masa tinggal di rumah sakit yang lebih pendek dan peluang pemulihan yang lebih baik.

Namun, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa wanita menunggu lebih lama daripada pria untuk mencari perhatian medis dan mengalami penundaan yang lebih lama dalam diagnosis setelah mereka sampai di rumah sakit.

Salah satu alasan penundaan ini adalah bahwa gejala serangan jantung wanita cenderung lebih samar daripada pria.

Hal ini dapat menyebabkan salah tafsir oleh wanita itu sendiri dan profesional perawatan kesehatan, sehingga meningkatkan kemungkinan diagnosis yang terlewat atau tertunda.

Siapa yang Lebih Kecil Kemungkinannya Menelepon 000?

Studi ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat orang dari kedua jenis kelamin kurang bersedia untuk menghubungi layanan darurat:

  • Tidak berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa utama

  • Memiliki faktor risiko kardiovaskular

  • Kurangnya pengetahuan tentang gejala serangan jantung

  • Tinggal di Wilayah Utara

  • Tidak memiliki cakupan asuransi kesehatan yang jelas untuk panggilan darurat

Associate Professor Eastwood menekankan perlunya pendidikan publik yang lebih baik tentang mengenali gejala serangan jantung dan pentingnya menghubungi 000 segera.

Ia merasa khawatir bahwa, bahkan ketika orang-orang yakin bahwa mereka mengalami serangan jantung, sepertiga dari mereka tetap mengatakan bahwa mereka tidak akan menghubungi layanan darurat.

Ia menawarkan saran sederhana kepada pasien yang tidak yakin untuk menghubungi 000: "Telepon dulu, putuskan kemudian."

Studi ini menyoroti peluang untuk mendidik kelompok-kelompok tertentu—terutama wanita—tentang pentingnya mencari bantuan medis darurat sejak dini untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan hasil serangan jantung.

× Image