Home > Didaktika

Temuan Penelitian: Kadar Kolesterol LDL Lebih Rendah Dapat Menurunkan Risiko Demensia

Orang dengan kadar kolesterol LDL di bawah 1,8 mmol/L memiliki risiko 26 lebih rendah untuk mengembangkan segala bentuk demensia
Unsplash
Unsplash

Sebuah penelitian besar baru menemukan bahwa orang dengan kadar kolesterol LDL yang lebih rendah —umumnya dikenal sebagai kolesterol "jahat"— memiliki risiko lebih rendah untuk terkena demensia, termasuk penyakit Alzheimer.

Penelitian yang dipublikasikan secara daring di Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry ini juga menunjukkan bahwa obat statin dapat memberikan perlindungan tambahan bagi orang dengan kolesterol LDL rendah.

Kolesterol LDL dikenal luas karena perannya dalam penyakit jantung. Kadar yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Dokter sering meresepkan statin untuk menurunkan kolesterol LDL dan mengurangi kemungkinan terjadinya kejadian kardiovaskular.

Namun hingga saat ini, belum jelas apakah menurunkan kolesterol LDL juga dapat melindungi otak.

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati data dari 11 rumah sakit universitas yang melibatkan pasien rawat jalan dewasa yang sebelumnya tidak memiliki diagnosis demensia.

Setiap pasien dipantau setidaknya selama enam bulan setelah menjalani tes kolesterol LDL.

Para peneliti berfokus pada dua kelompok utama: hampir 192.000 orang dengan kadar LDL lebih rendah dari 1,8 mmol/L (kurang dari 70 mg/dL) dan sekitar 379.000 orang dengan kadar LDL lebih tinggi dari 3,4 mmol/L (lebih dari 130 mg/dL).

Mereka mencocokkan individu di kedua kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, dan faktor lainnya, sehingga menghasilkan lebih dari 108.000 pasangan yang cocok untuk perbandingan.

Hasilnya jelas: orang dengan kadar kolesterol LDL di bawah 1,8 mmol/L memiliki risiko 26% lebih rendah untuk mengembangkan segala bentuk demensia dan risiko 28% lebih rendah untuk mengalami demensia terkait Alzheimer dibandingkan dengan mereka yang kadar LDL-nya jauh lebih tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa menjaga kadar kolesterol LDL pada tingkat yang cukup rendah dapat membantu melindungi fungsi otak seiring bertambahnya usia.

Namun, penelitian ini juga mengungkapkan batasan manfaat ini. Meskipun menurunkan kolesterol LDL hingga di bawah 1,4 mmol/L (55 mg/dL) masih menunjukkan beberapa perlindungan —risiko sekitar 18% lebih rendah—manfaatnya berhenti begitu kadarnya turun di bawah 0,8 mmol/L (30 mg/dL).

Pada kadar yang sangat rendah itu, pengurangan risiko menghilang sepenuhnya.

Para peneliti juga mengamati efek statin, obat yang biasa digunakan untuk menurunkan kolesterol.

Di antara mereka yang kadar LDL-nya di bawah 1,8 mmol/L, orang yang mengonsumsi statin mengalami penurunan risiko demensia secara keseluruhan sebesar 13% dan penurunan risiko Alzheimer sebesar 12% dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi obat tersebut.

Hal ini mendukung gagasan bahwa statin mungkin memiliki manfaat perlindungan otak selain menurunkan kolesterol.

Penting untuk dicatat bahwa ini adalah studi observasional, yang berarti para peneliti mengamati data yang ada daripada melakukan eksperimen terkontrol.

Itu berarti mereka tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa kolesterol LDL yang rendah menyebabkan risiko demensia yang lebih rendah—hanya saja keduanya tampaknya saling terkait.

Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan. Karena mengandalkan catatan rumah sakit, mungkin ada perbedaan dalam cara mendiagnosis demensia.

Selain itu, kadar LDL hanya diukur sekali di awal, dan kadar kolesterol dapat berubah seiring waktu.

Meskipun ada peringatan ini, temuan ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana kolesterol dapat memengaruhi kesehatan otak.

Para penulis menyimpulkan bahwa mempertahankan kadar kolesterol LDL di bawah 1,8 mmol/L (70 mg/dL) dapat membantu mengurangi risiko penurunan kognitif dan demensia.

Mereka juga menekankan nilai tambah terapi statin dalam konteks ini.

Singkatnya, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan penuh antara kolesterol dan kesehatan otak, penelitian ini menambah bukti yang berkembang bahwa mengelola kolesterol LDL tidak hanya baik untuk jantung—tetapi juga baik untuk pikiran.

× Image