Temuan Penelitian: Vitamin B Bisa Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Sebuah penelitian baru dari University of Maine menunjukkan bahwa vitamin B dapat membantu menurunkan tekanan darah, terutama bagi orang-orang yang tidak merespons pengobatan rutin dengan baik.
Penemuan ini memberi harapan bagi mereka yang menderita hipertensi yang resistan terhadap obat, suatu kondisi di mana tekanan darah tetap tinggi bahkan setelah mencoba setidaknya tiga pengobatan yang berbeda.
Tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi, merupakan masalah kesehatan yang serius dan meluas.
Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan kondisi yang mengancam jiwa lainnya.
Faktanya, lebih dari 1 dari 10 orang menderita hipertensi yang resistan terhadap obat.
Dan penanganan kondisi ini menjadi lebih sulit dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini dikarenakan pedoman kesehatan sekarang mendefinisikan tekanan darah tinggi sebagai 130/80 mmHg atau lebih tinggi, bukan tingkat lama 140/90 mmHg.
Perubahan ini berarti bahwa lebih banyak orang sekarang dianggap menderita tekanan darah tinggi dan memerlukan perawatan.
Penelitian ini difokuskan pada zat alami dalam darah yang disebut homosistein.
Senyawa ini diproduksi ketika tubuh kita memecah protein. Biasanya, tubuh membersihkan homosistein dengan bantuan vitamin B tertentu—terutama B6, B12, folat (B9), dan riboflavin (B2).
Namun, jika orang tidak mendapatkan cukup vitamin ini, kadar homosistein dapat meningkat.
Kadar homosistein yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, membuatnya lebih sempit dan kaku.
Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Kabar baiknya adalah menurunkan homosistein itu mudah dan murah. Menurut penelitian ini, mengonsumsi suplemen vitamin B dapat menurunkan kadar homosistein, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah.
Setelah meninjau beberapa penelitian sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa terapi vitamin B menyebabkan penurunan tekanan darah rata-rata 6 hingga 13 mmHg.
Perubahan semacam itu dapat membuat perbedaan nyata bagi orang-orang yang tekanan darahnya sulit dikendalikan hanya dengan obat-obatan.
Para peneliti juga menyuarakan kekhawatiran tentang cara dokter mengukur kadar homosistein.
Saat ini, banyak laboratorium mengatakan bahwa hingga 11,4 mikromol per liter (μmol/L) adalah kadar normal. Namun, para peneliti berpendapat bahwa kadar di atas 10 μmol/L mungkin sudah terlalu tinggi.
Mereka percaya bahwa menurunkan rentang "normal" ini dapat membantu mengidentifikasi lebih banyak orang yang berisiko dan mencegah masalah kesehatan di masa mendatang.
Namun, penulis studi memperingatkan bahwa suplemen vitamin tidak boleh menggantikan perawatan medis.
Siapa pun yang berpikir untuk menggunakan vitamin B untuk tekanan darah harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.
Tidak semua orang membutuhkan vitamin atau dosis yang sama, dan mendapatkan saran medis adalah cara terbaik untuk tetap aman.
Studi ini dipimpin oleh peneliti Merrill Elias dan dipublikasikan di American Journal of Hypertension.
Studi ini melengkapi kumpulan penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan sederhana dalam nutrisi dapat mendukung kesehatan jantung yang lebih baik—terutama bagi orang-orang yang belum berhasil dengan perawatan tradisional.
Meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia, vitamin B dapat menjadi cara yang bermanfaat dan terjangkau untuk mengelola tekanan darah tinggi dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.