Home > Gaya Hidup

Bisakah Stres Meningkatkan Risiko Kanker?

Stres kronis dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang dapat mempermudah kanker tumbuh dan mempersulit tubuh untuk melawannya.
adobe stock
adobe stock

Stres adalah sesuatu yang dialami kebanyakan orang di beberapa titik dalam hidup. Baik itu berasal dari pekerjaan, masalah keluarga, atau masalah kesehatan, stres dapat memengaruhi tubuh dan pikiran.

Tetapi, bisakah stres benar-benar meningkatkan risiko kanker?

Pertanyaan ini telah dipelajari selama beberapa dekade, dan meskipun jawabannya tidak sepenuhnya sederhana, penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa stres jangka panjang dapat berperan dalam perkembangan dan progresi kanker—meskipun itu bukan penyebab langsung.

Stres itu sendiri tidak menyebabkan kanker seperti halnya merokok atau paparan radiasi.

Kanker dimulai ketika sel tumbuh di luar kendali karena perubahan pada DNA-nya.

Namun, stres kronis dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang dapat mempermudah kanker tumbuh dan mempersulit tubuh untuk melawannya.

Ketika kita merasa stres dalam jangka waktu yang lama, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Hormon-hormon ini membantu dalam waktu singkat tetapi dapat berbahaya jika tetap tinggi terlalu lama.

Salah satu cara stres dapat memengaruhi kanker adalah melalui efeknya pada sistem kekebalan tubuh.

Stres kronis melemahkan pertahanan alami tubuh, sehingga lebih sulit menemukan dan menghancurkan sel-sel abnormal sebelum berubah menjadi kanker.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nature Reviews Cancer menjelaskan bagaimana hormon stres dapat mengurangi aktivitas sel pembunuh alami, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan bertanggung jawab untuk membunuh sel kanker pada tahap awal.

Fungsi kekebalan tubuh yang lemah mungkin tidak secara langsung menyebabkan kanker, tetapi menurunkan kemampuan tubuh untuk mencegah pertumbuhannya.

Stres juga memengaruhi peradangan dalam tubuh. Ketika kita berada dalam stres jangka panjang, tubuh mungkin tetap dalam keadaan peradangan tingkat rendah.

Jenis peradangan ini telah dikaitkan dengan banyak penyakit, termasuk kanker.

Sebuah tinjauan dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity menemukan bahwa stres kronis meningkatkan kadar bahan kimia pro-inflamasi dalam tubuh, yang dapat membantu menciptakan lingkungan tempat sel kanker dapat tumbuh lebih mudah.

Beberapa penelitian juga menemukan bahwa stres dapat memengaruhi perilaku tumor yang ada.

Misalnya, penelitian pada tikus telah menunjukkan bahwa hormon stres dapat membuat sel kanker tertentu lebih agresif dan membantu mereka menyebar ke bagian tubuh lainnya, suatu proses yang disebut metastasis.

Sebuah studi dalam Cancer Research menemukan bahwa tikus yang stres dengan kanker payudara memiliki pertumbuhan tumor yang lebih cepat dan penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan tikus yang tidak stres.

Meskipun hal ini tidak secara langsung membuktikan efek yang sama pada manusia, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan.

Hubungan penting lainnya antara stres dan kanker berasal dari bagaimana orang merespons stres.

Stres kronis dapat menyebabkan kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, makan dengan buruk, tidak berolahraga, atau melewatkan pemeriksaan medis. Semua perilaku ini diketahui dapat meningkatkan risiko kanker.

Jadi, dalam banyak kasus, bukan hanya stres tetapi cara orang mengatasi stres yang meningkatkan risiko kanker mereka.

Terlepas dari hubungan ini, penting untuk diingat bahwa stres adalah bagian normal dari kehidupan, dan tidak semua orang yang merasa stres akan terkena kanker.

Banyak orang mengalami pengalaman yang sangat menegangkan tanpa pernah mengembangkan penyakit tersebut.

Namun, mengelola stres dengan cara yang sehat—melalui aktivitas fisik, teknik relaksasi, dukungan sosial, atau terapi—dapat memberikan manfaat nyata bagi kesehatan secara keseluruhan dan mungkin membantu menurunkan risiko penyakit kronis, termasuk kanker.

Kesimpulannya, stres bukanlah penyebab langsung kanker, tetapi dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang dapat meningkatkan risiko atau memperburuk perjalanan penyakit.

Stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan peradangan, dan menyebabkan perilaku yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker.

Mengelola stres bukan hanya tentang merasa lebih baik secara emosional—tetapi juga dapat menjadi bagian penting dalam melindungi kesehatan fisik jangka panjang.

× Image