Obat Anti-Mual Kemoterapi Bisa Membantu Penderita Kanker Payudara Hidup Lebih Lama

Obat anti-mual yang umum digunakan selama kemoterapi dapat membantu perempuan penderita kanker payudara stadium awal hidup lebih lama, terutama mereka yang mengidap kanker payudara stadium tiga negatif agresif.
Hal tersebut merupakan temuan sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti dari Monash University dan Norwegian Institute of Public Health, yang diterbitkan dalam JNCI: Journal of the National Cancer Institute.
Studi ini mengamati rekam medis lebih dari 13.000 perempuan di Norwegia yang dirawat karena kanker payudara stadium awal antara tahun 2008 dan 2020.
Semuanya menerima kemoterapi bersamaan dengan obat-obatan untuk mencegah mual dan muntah—efek samping umum dari pengobatan kanker. Satu obat tertentu yang menonjol: aprepitant.
Perempuan yang mengonsumsi aprepitant selama kemoterapi memiliki risiko kambuh kanker sebesar 11% lebih rendah dan risiko kematian akibat kanker payudara sebesar 17% lebih rendah selama periode 10 tahun.
Manfaatnya bahkan lebih besar bagi perempuan penderita kanker payudara triple-negatif, jenis kanker yang lebih sulit diobati dan kurang memiliki terapi yang ditargetkan.
Pada perempuan ini, penggunaan aprepitant dikaitkan dengan risiko kambuhnya kanker sebesar 34% lebih rendah dan risiko kematian akibat kanker payudara sebesar 39% lebih rendah.
Dr. Aeson Chang dari Monash Institute of Pharmaceutical Sciences (MIPS), salah satu penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa kanker payudara triple-negatif seringkali menyebabkan hasil yang lebih buruk karena pilihan pengobatan yang tersedia lebih sedikit.
Itulah mengapa menemukan manfaat baru dari obat yang sudah ada dan aman seperti aprepitant sangat menjanjikan.
Meskipun aprepitant terutama digunakan untuk mengurangi mual selama beberapa hari pertama kemoterapi, studi ini menunjukkan bahwa obat ini mungkin memiliki manfaat lebih dari sekadar membantu pasien merasa lebih baik.
Para peneliti kini bertanya-tanya apakah penggunaannya dalam jangka waktu yang lebih lama dapat meningkatkan angka harapan hidup lebih jauh.
Profesor Erica Sloan, penulis senior lainnya dari MIPS, mengatakan temuan ini menarik karena menunjukkan cara baru untuk mendukung perempuan penderita kanker payudara triple-negatif.
Dengan sekitar 3.000 perempuan Australia yang didiagnosis dengan jenis kanker ini setiap tahun, strategi pengobatan baru sangat dibutuhkan.
Ia menyerukan lebih banyak studi dan uji klinis untuk mengonfirmasi manfaat aprepitant dan berpotensi mengubah pedoman peresepan saat ini.
Penulis pertama studi tersebut, Dr. Edoardo Botteri, mengatakan penggunaan data dunia nyata dari sekelompok besar pasien membantu mengungkap potensi manfaat baru ini.
Namun, ia menekankan bahwa ini hanyalah langkah pertama. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara pasti bagaimana aprepitant memengaruhi kanker dan apakah aprepitant juga dapat membantu dalam jenis kanker lainnya.