Home > Didaktika

Angka Tekanan Darah Mana, Sistolik atau Diastolik yang Bisa Memprediksi Risiko Demensia?

Dokter biasanya lebih fokus pada angka sistolik, tetapi sebuah studi baru mengatakan angka kedua mungkin juga sangat penting.
honestdocs
honestdocs

Saat Anda pergi ke dokter dan memeriksakan tekanan darah, biasanya Anda akan melihat dua angka di layar. Kebanyakan orang tahu angka-angka ini penting untuk kesehatan jantung.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa salah satu angka ini mungkin juga memberikan petunjuk tentang kesehatan otak Anda, terutama seiring bertambahnya usia.

Kedua angka ini disebut tekanan darah sistolik dan diastolik. Angka pertama, sistolik, menunjukkan seberapa keras darah Anda menekan dinding arteri saat jantung berdetak.

Angka kedua, diastolik, menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara detak jantung.

Dokter biasanya lebih fokus pada angka sistolik, tetapi sebuah studi baru mengatakan angka kedua mungkin juga sangat penting.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Dr. Michelle R. Caunca di Universitas Miami meneliti bagaimana tekanan diastolik memengaruhi otak.

Studi mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Stroke, menemukan bahwa tekanan diastolik yang lebih tinggi dapat menyebabkan bekas luka kecil di otak.

Bekas luka ini disebut lesi materi putih. Meskipun kecil, lesi ini dapat menyebabkan masalah besar seperti kehilangan ingatan, kebingungan, jatuh, dan bahkan demensia atau stroke.

Untuk memahami hubungannya, para peneliti mempelajari 1.205 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Mereka menggunakan pemindaian MRI untuk memeriksa bekas luka di otak.

Mereka menemukan bahwa orang dengan tekanan diastolik lebih rendah (di bawah 80) memiliki lebih sedikit bekas luka di otak dibandingkan mereka yang memiliki tekanan lebih tinggi (di atas 90).

Ini berarti menjaga angka kedua ini tetap rendah dapat membantu melindungi otak Anda.

Materi putih di otak bagaikan jalan raya untuk pesan. Ini membantu berbagai bagian otak berkomunikasi satu sama lain.

Ketika terdapat bekas luka di materi putih, otak akan lebih sulit mengirim dan menerima sinyal.

Hal ini dapat membuat kita lebih sulit berjalan, mengingat sesuatu, atau berpikir jernih.

Faktanya, bekas luka di otak ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa lansia mengalami masalah keseimbangan atau lebih sering lupa.

Pada saat orang mencapai usia 60-an, sekitar 1 dari 5 orang sudah memiliki lesi materi putih ini.

Hampir semua orang akan mengalaminya di usia 90-an. Itulah mengapa penting untuk mengetahui cara memperlambat atau mencegahnya memburuk.

Studi ini juga menemukan bahwa lokasi bekas luka ini muncul di otak sangat berpengaruh.

Bekas luka di dekat ruang berisi cairan otak (disebut area periventrikular) sangat buruk bagi kemampuan berpikir dan daya ingat.

Bagian otak ini tampaknya lebih sensitif terhadap kerusakan akibat tekanan diastolik tinggi.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan dengan informasi ini? Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh mengabaikan angka tekanan darah kedua tersebut.

Meskipun tetap penting untuk memantau tekanan sistolik, menjaga angka diastolik dalam kisaran yang sehat dapat membantu melindungi otak Anda seiring bertambahnya usia.

Bicaralah dengan dokter tentang kedua angka tekanan darah Anda. Tanyakan apa artinya dan apa yang dapat Anda lakukan untuk menjaganya tetap sehat.

Olahraga, makan dengan baik, menghindari terlalu banyak garam, dan mengelola stres semuanya bermanfaat.

Tujuannya bukan hanya untuk memiliki jantung yang sehat, tetapi juga untuk menjaga otak Anda tetap berfungsi dengan baik seiring bertambahnya usia.

Penelitian ini mengingatkan kita bahwa otak dan jantung kita terhubung lebih dari yang kita duga.

Menjaga keduanya tetap sehat dapat membantu kita menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih aktif dalam jangka waktu lebih lama.

× Image